Elohim, Yahwe, Allah, Alaha?
Kristianitas dan Allah.Kata
‘Allah’ adalah kata untuk menyebut Tuhan semitik dalam bahasa Arab, dan
nama ini sudah disebut jauh sebelum agama Islam hadir di abad-VII,
sedini kehadiran bahasa Arab. Agama Semitik (Yahudi, Kristen, Islam)
berasal dari rumpun keturunan Sem. Arphaksad adalah putra Sem yang
menurunkan bangsa Ibrani (dikaitkan nama Eber cucu Arphaksad), dan Aram
putra Sem menurunkan bangsa Aram dan Arab. Dalam hal bahasa, Aram lebih
dahulu mengembangkan bahasanya dan nenek moyang bangsa Ibrani
mengembangkan bahasa Ibrani dengan berakulturisasi dengan bahasa Kanani
dan Amorit dan menggunakan abjad Kanani kuno (Funisia) yang kemudian
berkembang dalam bentuk bulat karena pengaruh bahasa Aram.
Abraham berasal dari
Mesopotamia
dan berbahasa Aram, setelah hijrah ke Palestina, Ishak anaknya
mengawini iparnya Ribka, saudara Laban yang tinggal di Mesopotamia,
Laban dicatat Alkitab sebagai orang Aram berbahasa Aram (Kejadian
31:20,47). Yakub, putra Ishak dan Ribka, mengawini Lea dan Rachel
anak-anak Laban yang berbahasa Aram juga. Jadi orang Israel (keturunan
Yakub) mengikuti bahasa Aram bahasa nenek dan ibu mereka. Alkitab
menyebut orang Israel adalah keturunan Aram (Kejadian 25:5).
Ensiklopedia
Islam (Cyrill Glasse, hlm.49-50) menyebut bangsa Arab adalah masyarakat
Semit keturunan Quathan (Joktan, anak Eber) dan juga Adnan (hlm.12-13)
yang menurunkan keturunan Ismael (putra Abraham), jadi bangsa Arab
merupakan keturunan Semitik, Ibranik dan Abrahamik juga. Bahasa Arab
berasal bahasa kuno Aram dan aksaranya merupakan perkembangan dari
aksara Nabatea Aram.
Nama Tuhan ‘El’ (Il) sudah lama dikenal di
Mesopotamia, dan dalam dialek Aram nama itu disebut ‘Elah/Elaha (atau
Alah/Alaha),’ di Israel disebut ‘El/Elohim/Eloah,’ dan dalam bahasa Arab
disebut ‘Ilah/Allah.’ Kata sandang difinitif dalam bahasa Aram adalah
‘Ha’ yang diletakkan di belakang kata, dalam bahasa Ibrani diletakkan di
depan (Ha Elohim), sedangkan dalam bahasa Arab kata sandang ditulis
‘Al’ diletakkan di depan (Al-Ilah). Jadi baik El/Elohim/Eloah,
Elah/Elaha, dan Ilah/Allah menunjuk kepada Tuhan Monotheisme Abraham
yang sama, baik sebagai nama pribadi maupun sebutan untuk ketuhanan.
Di
Israel, nama ‘El/Elohim’ adalah nama Tuhan sebelum nama ‘Yahweh’
diperkenalkan kepada Musa (Keluaran 6:1-2), itulah sebabnya sebelum
Keluaran tidak ada nama orang yang diberi identitas nama ‘Yahweh’
(seperti Eli’yah’) tetapi nama ‘El’ (a.l. Metusael, Ismael, Israel), dan
sekalipun nama Yahweh sudah diperkenalkan, nama El tetap digunakan
sebagai nama diri Tuhan. ‘El, elohe Yisrael’ (Kejadian 33:20;46:3)
disetarakan dengan ‘Yahweh, elohe Yisrael’ (Keluaran 32:27; Yoshua
8:30). Dalam Perjanjian Lama, nama Elah/Elaha sudah ada dan ditulis pada
abad-VI sM dalam kitab Esra yang ditulis dalam bahasa Aram dengan
aksara Ibrani ‘Elah Yisrael’ (Allah Israel, 5:1; 6:14). Dalam Alkitab
Aram Siria (Peshita) digunakan nama Elah/Elaha juga.
Setelah
berkembangnya bahasa Arab, nama itu menjadi Ilah/Allah, dan orang-orang
Yahudi yang berbahasa Arab dan orang Arab yang mengikuti kepercayaan
Yahudi juga menggunakan nama Allah itu. Pada jemaat Kristen pertama
sudah ada orang Arab yang percaya dan menyebut nama Tuhan dalam bahasa
mereka sendiri (Kisah 2:8-11, yang tentunya ‘Allah’), dan rasul Paulus
menyebut “Hagar adalah gunung Sinai di tanah Arab’ yang melahirkan anak
darah daging Abraham (Galatia 4:21-31).
Pada masa jahiliah
pra-Islam, sebutan ‘Allah’ pernah merosot dan juga ditujukan kepada Dewa
Bulan/Air (di kalangan Ibrani, nama ‘Yahweh’ dan ‘Elohim’ juga pernah
merosot digunakan untuk menyebut berhala Anak Lembu Emas; Keluaran
32:1-5;1Raja 12:28), namun Arab Hanif termasuk suku Ibrahimiyah dan
Ismaeliyah tetap mempertahankan nama Allah sebagai nama diri Tuhan
Abraham. Bahkan sebelum kelahiran agama Islam, nama Allah digunakan
dalam pengertian nama diri Tuhan. Ensiklopedia Islam menyebutkan:
“Gagasan tentang Tuhan Yang Mahaesa yang disebut dengan nama Allah,
sudah dikenal oleh bangsa Arab kuno, Ajaran Kristen dan Yudaisme
dipraktekkan diseluruh jazirah.” (hlm.50).
“Nama “Allah” telah
dikenal dan dipakai sebelum Alquran diwahyukan; misalnya nama Abd.
Al-Allah (hamba Allah), nama ayah Nabi Muhammad. Kata ini tidak hanya
khusus bagi Islam saja, melainkan ia juga merupakan nama yang oleh umat
Kristen yang berbahasa Arab dari gereja-gereja Timur, digunakan untuk
memanggil Tuhan.” (hlm.23) Dalam Al-Quran beberapa kali disebutkan bahwa
nama Allah digunakan bersama oleh Umat Yahudi, Kristen dan Islam. Nabi
Muhammad mengakui pada masa hidupnya sudah ada orang Yahudi dan Kristen
yang menggunakan nama Allah. Dalam Al-Quran tertulis: “(Yaitu) orang2
yang diusir dari negerinya, tanpa kebenaran, melainkan karena mereka
mengatakan: Tuhan kami Allah, Jikalau tiadalah pertahanan Allah terhadap
manusia, sebagian mereka terhadap yang lain, niscaya robohlah gereja2
pendeta dan gereja2 Nasrani dan gereja2 Yahudi dan mesjid2, di dalamnya
banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah menolong orang yang
menolong (agama)Nya. Sungguh Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Mahmud
Yunus, Tafsir Quran Karim, QS.22:40).
Menarik untuk diketahui
bahwa pada abad yang sama kelahiran agama Islam, terjemahan ‘Injil
Muqqadas’ dalam bahasa Arab (643) sudah memuat nama ‘Allah.’ Pada abad
sebelum Islam, inskripsi kalangan Kristen ‘Umm al-Jimmal’ menulis
‘Allahu Ghafran’ (Allah yang mengampuni) dan ‘Inskripsi Zabad’ (512)
diawali ucapan ‘Bism al-ilah’ (Dengan Nama Allah, dalam kitab Esra 5:1
tertulis ‘Beshum Elah’ Yisrael dalam bahasa Aram). Satu abad sebelum
ayah Nabi Muhammad lahir, dalam Konsili Efesus (431) hadir uskup Arab
Haritz bernama ‘Abd Al-Allah. dan juga nama Para orang Kudus Kristen
pada zamannya contoh St. Nikmatul Allah, dan ada beberapa nama St. yang
berakhiran Allah.
Dalam penemuan arkaeologis tua lebih dari satu
milenium sebelum kelahiran Islam ternyata ‘nama Allah’ sudah disebutkan
sebagai nama diri dalam beberapa inskripsi yang ditemukan. Artikel
‘Allah Before Islam’ dalam ‘The Muslim World’ (Vol.38, 1938, hlm.
239-248) mencatat bahwa suku-suku Arab kuno ‘Lihyan’ dan ‘Thamudic’ yang
bermukim di Jazirah Arab bagian Utara, meninggalkan inskripsi
bertuliskan banyak nama ‘Allah’ sebagai nama diri. Pendahulu suku
‘Lihyan’ adalah suku ‘Dedan’ yang dalam Alkitab disebutkan sebagai
keturunan Ketura, isteri Abraham (Kejadian 25:1-3). Kita mengetahui
bahwa bahasa Arab diturunkan dari bahasa Nabatea Aram dimana nama Tuhan
disebut ‘Allaha.’ Maka konsekwensinya, nama ‘Allah’ tertuju pada ‘Allah’
Abraham yang cikal-bakalnya adalah EL (el – ela – elah) atau IL (il –
ila – ilah) semitik.
Dapat dimengerti mengapa agama-agama
semitik sebelum Islam di kalangan berbahasa Arab sudah lama menggunakan
nama ‘Allah.’ Jadi, nama Allah bukan nama Islam tetapi nama Arab untuk
menyebut Tuhan Abraham dan El/Il semitik. Kini di negara-negara Arab,
baik orang Yahudi, Kristen maupun Islam yang berbahasa Arab, semuanya
menggunakan nama Allah tanpa masalah. Bambang Noorsena yang fasih
berbahasa Arab dan pernah belajar selama dua tahun di Kairo menyebutkan
bahwa di Kairo kota lama, dipintu gereja Al Mu’alaqqah ditulis ‘Allah
Mahabah’ (Allah itu kasih) dan di pintu lainnya ‘Ra’isu al-Hikmata
Makhaafatu Ilah’ (Permulaan Hikmat adalah Takut kepada Allah). Sinagoga
‘Ben Ezra’ menyebut bahwa dahulu disitu Rabbi ‘Moshe ben Ma’imun’
menulis buku ‘Al Misnah’ dan ‘Dalilat el-Hairin’ dalam bahasa Ibrani dan
Arab dimana ‘El/Elohim’ diterjemahkan ‘Allah.’
Kini ada 29 juta
orang berbahasa Arab yang beragama Kristen dan semuanya menyebut nama
‘Allah,’ dan di kalangan ini beredar empat versi Alkitab berbahasa Arab
yang menggunakan nama ‘Allah.’ Maka dari sini jelas bahwa bagi
orang-orang Arab penganut Yahudi, Kristen, dan Islam, nama Allah
digunakan bersama tanpa rasa curiga sebab mereka menyadari bahwa semua
mempercayai Allah Abraham yang sama, sekalipun tidak disangkal adanya
perbedaan aqidah yang dipercayai oleh masing-masing mengingat ketiganya
memiliki kitab suci yang berbeda. Olaf Schuman teolog Kristen yang tiga
tahun mengajar dan belajar di Universitas Al Azhar, Mesir, mengemukakan
bahwa: “Memang tidak dapat disangkal adanya suatu masalah. Namun yang
menjadi masalah ialah soal dogmatika atau ‘aqidah,’ sebab tiga agama
surgawi itu mempunyai faham dogmatis yang berbeda mengenai Allah yang
sama, baik hakekatnya maupun pula mengenai cara pernyataannya dan
tindakan-tindakanny a.” (Keluar Dari Benteng Pertahanan, hlm. 175).
Arabic Melayu Bible dipakai oleh Orang Kristen Melayu pada Zamannya Dalam
terjemahan Alkitab ke bahasa Melayu, sejak awal nama Allah sudah
digunakan. Daud Susilo, konsultan United Bible Societies, menulis:
“Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata ‘Allah’ sudah
digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu
yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629). Begitu juga dalam
terjemahan Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior Leijdekker,
1733) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Corneliz
Klinkert, 1879) sampai saat ini.” (Forum Biblika, Lembaga Alkitab
Indonesia, No.8/1998, hlm. 102)
Alkitab berbahasa Melayu di
Malaysia terbitan The Bible Society of Malaysia juga menggunakan nama
‘Allah.’ (Hal seperti itu dilakukan dalam penerjemahan Al-Quran ke dalam
bahasa Inggeris dimana nama Arab ‘Allah’ diterjemahkan ‘God’ dalam
bahasa Inggeris). Dalam Alkitab dalam bahasa Indonesia, nama ‘Allah’
tetap digunakan melanjutkan Alkitab Melayu itu, karena di Indonesia,
kata ‘Allah’ sudah lama menjadi bagian kosa kata bahasa Indonesia,
karena itu di Indonesia penggunaannya sebagai nama ‘Tuhan Yang Mahaesa’
agama-agama Abraham/Ibrahim adalah umum.
Bila bangsa Arab
pemilik bahasa Arab tidak mempermasalahkan penggunaan nama ‘Allah’ oleh
agama-agama semitik, maka seyogyanya bangsa-bangsa non-Arab juga tidak
mempermasalahkannya karena bukan bahasa mereka. Kesamaan nama ‘Allah’
yang disembah ketiga agama Semitik bisa menjadi perekat bahwa ketiganya
sebenarnya bersaudara. Yang perlu disadari adalah bagaimana dalam
keeksklusifan iman sesuai ajaran kitab suci masing-masing, agama bisa
diamalkan dengan damai dan toleransi.
Agama Kristen-Katolik
masuk ke tanah Melayu dan Indonesia Timur pada abad ke-XVI tiga abad
setelah masuknya agama Islam, kemudian disusul dengan masuknya agama
Kristen-Protestan pada abad ke-XVII. Dalam perjumpaannya dengan rakyat
Indonesia dengan bahasa Melayu (kemudian menjadi bahasa kesatuan) yang
telah dimasuki kata-kata bahasa Arab selama tiga abad, maka dalam
menyebut 'Tuhan yang Maha Esa' para pendeta Kristen menggunakan nama
'Allah' bahasa Arab yang sudah masuk kosa-kata bahasa Melayu waktu itu
karena itulah bahasa lokal yang paling dekat dengan nama dalam Alkitab.
Maryam
Walidatullah, pada icon tertulis Walidatul Allah, Gelar ini sudah
diberikan kepada Maryam sejak Jaman Pra-Islam. jadi kata Allah sudah
akrab di telinga Kristen pra-IslamKita harus sadar
bahwa banyak kata-kata Arab digunakan oleh orang Kristen Arab sebelum
digunakan oleh Islam Arab. misalnya disamping kata Allah, kata
'Salam Alaykum' (Lukas 24:13) sudah ada dalam Alkitab Peshita Siria pada abad ke-VI.
Alasan penggunaan istilah/na-ma 'Allah' di kalangan Kristen Indonesia itu adalah bahwa:
(1)
Bahasa Arab adalah rumpun Semit yang paling tua, paling berkembang,
paling besar, dan bahasa Ibrani banyak dipengaruhi bahasa Arab (Aram);
(2) Orang-orang Arab Kristen sudah sejak lama sebelum adanya agama Islam menggunakan nama 'Allah' untuk menyebut 'El/Elohim/ Eloah' termasuk dalam Alkitab dalam bahasa Arab;
(3)
Kata 'Allah' sudah masuk kosakata bahasa Melayu, apalagi sebelum agama
Kristen masuk, Islam dan bahasa Arab sudah mempengaruhi budaya dan
bahasa Melayu selama tiga abad lebih;
(4) Bahasa Ibrani sendiri
sudah lama dipengaruhi bahasa Arab-Aram, sehingga bahasa Arab tidak
asing lagi sebagai saudara sekandung bahasa Ibrani.
Berdasarkan
hal-hal itu dapatlah diterima bila Alkitab dalam bahasa Melayu kemudian
Indonesia menggunakan nama 'Allah' untuk menterjemahkan nama
'El/ Elohim/Eloah'
dari bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani, dan nama
'Theos' dari bahasa 'Yunani Koine' bahasa asli Perjanjian Baru.
Lagi pula, Tuhan Yesus sendiri ke-tika disalib berseru nama
'Eloi/Eli'
dalam bahasa Arab-Aram yang menurut sumber-sumber sejarah Islam sendiri
diakui sebagai bahasa Arab-Asli, karena itu kita di Indonesia tidak
perlu mempersoalkan penggunaan nama Allah dalam bahasa Arab yang sejak
dulu banyak mempengaruhi bahasa Ibrani.
Kaligrafi Bahasa Arab, ALKITAB Surat Effesus 2 : 9Di
naskah Alkitab Bahasa Ibrani dalam Perjanjian Lama, pernah tertulis
nama 'ALLAH', dan kitab ini ditulis ribuan tahun sebelum masa Islam:
Kata "Allah" dalam Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani
אל - 'EL,
אלוה - 'ELOAH, dan
אלהים - 'ELOHIM, dalam bahasa Aram
אֱלָהָא - 'ELAHA' atau 'ALAHA (sebagian kitab Ezra dan Daniel), dan dalam Perjanjian Baru Yunani ditulis
ο θεος – HO THEOS.
* Daniel 2:20LAI-TB,
Berkatalah Daniel: 'Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!KJV,
Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD:Hebrew,
עָנֵה
דָנִיֵּאל וְאָמַר לֶהֱוֵא שְׁמֵהּ דִּי־אֱלָהָא מְבָרַךְ מִן־עָלְמָא
וְעַד־עָלְמָא דִּי חָכְמְתָא וּגְבוּרְתָא דִּי לֵהּ־הִיא׃
Translit,
'ANEH DANIYE'L VE'AMAR LEHEVE' SYEMEH DI-'ELAHA' MEVARAKH MIN-'ALMA' VE'AD-'ALMA' DI KHAKHMETA' UGEVURETA' DI LEH-HI' "
אלוה - 'ELOAH" (Ibrani),
אֱלָהָא - 'ELAHA' atau
אֱלָהּ - 'ELAH (Aram), dan
الله - ALLAH (Arab) memiliki akar kata yang sama.
Ibrani
'alef - lamed - he',
Aram:
'alap - lamad - he',
dan Arab:
'alif - lam – haa.
Pengucapannya mirip, asal bahasanya 'nggak jauh beda karena sama-sama rumpun Semitik, akar katanya.
Ketika
"nama ALLAH" dipermasalahkan, kita harus mengerti apakah kata ALLAH
identik dengan Allah umat muslim saja? apakah itu nama berhala? Dalam
naskah bahasa asli Alkitab kita Perjanjian Lama tertulis :
"
בְּשֻׁם אֱלָהּ יִשְׂרָאֵל ; BESYUM 'ELAH YISRA'EL" (Dalam Nama Allah Israel) di Ezra 5:1. Dalam Ezra 6:14 juga tertulis "
אֱלָהּ יִשְׂרָאֵל - 'ELAH YISRA'EL" (Allah Israel).
* Ezra 5:1LAI-TB,
Tetapi
nabi Hagai dan Zakharia bin Ido, kedua nabi itu, bernubuat terhadap
orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan di Yerusalem dalam nama
Allah Israel, yang menyertai mereka.KJV,
Then the prophets, Haggai the prophet, and Zechariah the son of Iddo,
prophesied unto the Jews that were in Judah and Jerusalem in the name of
the God of Israel, even unto them.Hebrew,
וְהִתְנַבִּי
חַגַּי נְבִיאָה וּזְכַרְיָה בַר־עִדֹּוא נְבִיאַיָּא עַל־יְהוּדָיֵא
דִּי בִיהוּד וּבִירוּשְׁלֶם בְּשֻׁם אֱלָהּ יִשְׂרָאֵל עֲלֵיהֹון׃ סTranslit,
VEHITNABI KHAGAI NEVIYAH UZEKHARYAH VAR-IDO NEVIYAYA 'AL-YEHUDAYE DI VIHUD 'UVIRO'USYLEM BESYUM 'ELAH YISRA'EL 'ALEIHON
Kalimat ini tertera dalam Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam aksara
Ibrani dengan pengertian bahasa Aram, bahasa yang notabene merupakan
induk bahasa Arab. Dalam dialek bahasa Arab, kalimat itu dibaca
‘Bismilah’ (Dalam Nama Allah).
* Ezra 6:14LAI-TB,
Para
tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar
digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka
menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut
perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia. KJV,
And the elders of the Jews builded, and they prospered through the
prophesying of Haggai the prophet and Zechariah the son of Iddo. And
they builded, and finished it, according to the commandment of the God
of Israel, and according to the commandment of Cyrus, and Darius, and
Artaxerxes king of Persia.Hebrew,
וְשָׂבֵי
יְהוּדָיֵא בָּנַיִן וּמַצְלְחִין בִּנְבוּאַת חַגַּי נְבִיאָה
וּזְכַרְיָה בַּר־עִדֹּוא וּבְנֹו וְשַׁכְלִלוּ מִן־טַעַם אֱלָהּ
יִשְׂרָאֵל וּמִטְּעֵם כֹּורֶשׁ וְדָרְיָוֶשׁ וְאַרְתַּחְשַׁשְׂתְּא מֶלֶךְ
פָּרָס׃Translit,
VESA'VEI YEHUDAYE BANAYIN UMATSLEKHIN BINVU'AT KHAGAI NEVIYAH 'UZEKHARYAH BAR-IDO 'UVENO VESYAKHLILU MIN-TA'AM 'ELAH YISRA'EL UMITEM KORESY VEDARYAVESY VE'ARTAKHSYASTE MELEKH PARAS Maka kata ALLAH tidak identik dengan Allah umat muslim saja :
Contoh lain adalah di Kitab Ezra 5:1 yang dutullis dalam bahasa Aram ditulis kalimat berikut:
"BASYUM 'ELAHA' YISRAEL". Dan dalam Ezra 6:14 juga tertulis kata
"'ELAHA'".
Kalimat
"BASYUM 'ELAHA'"
ini tertera dalam Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam aksara Ibrani
dengan pengertian bahasa Aram, bahasa yang notabene merupakan induk
bahasa Arab. Dalam dialek bahasa Arab, kalimat itu dibaca
‘Bismilah’ (Dalam Nama Allah).
Jelas
bahwa nama "Allah" sudah digunakan dalam Alkitab Perjanjian Lama pada
abad 6sM, setidaknya 13 abad sebelum Al-Quran ditulis.
Kata Allah juga digunakan oleh umat Kristiani di Arab :
* Kejadian 1:1 LAI TB,
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.KJV,
In the beginning God created the heaven and the earth. Hebrew,
בְּרֵאשִׁית בָּרָא אֱלֹהִים אֵת הַשָּׁמַיִם וְאֵת הָאָרֶץ׃Translit,
BERESYIT BARA 'ELOHIM 'ET HASYAMAYIM VE'ET HA'ARETS
Arabic Bible Translit, [color=green]FEE AL-BADI' KHALAQA ALLAHU AS-SAMAAWAAT WA AL-ARD.
Silahkan cek di
http://www.biblegateway.com/passage/?se ... ersion=28;Terhadap Perjanjian Baru, terjemahan untuk kata Yunani
THEOS diterjemahkan
ALLAH dalam bahasa Arab, contoh :
* Yohanes 17:3TR,
αυτη δε εστιν η αιωνιος ζωη ινα γινωσκωσιν σε τον μονον αληθινον θεον και ον απεστειλας ιησουν χριστονTranslit Interlinear,
autê
{ini} de {dan} estin {ia adalah} hê {yang} aiônios {kekal} zôê {hidup}
hina {supaya} ginôskôsin {mereka mengetahui} se {Engkau} ton {yang}
monon {satu-satunya} alêthinon {yang benar} theon {Allah} kai {dan} hon {yang} apesteilas {Engkau utus} iêsoun {Yesus} khriston {Kristus}LAI TB menterjemahkan
"theos" dengan kata Allah :
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."Arabic Bible menterjemahkan
"theos" dengan kata Allah, silahkan cek di
http://www.biblegateway.com/passage/?se ... ersion=28;The Orthodox Jewish Bible, menterjemahkan kata
"theos" dengan kata Elohim :
"And this is Chayyei Olam, that they may have da'as of the only Elohei HaEmes and Yehoshua, Rebbe, Melech HaMosiach whom You sent." Elohim dari kata
Eloah, Arab
'Allah' Aramaic
"Alaha" atau
"Elaha", ingat, ketiga bahasa ini satu rumpun.
Maryam WalidatullahALLAH DALAM DUNIA YAHUDIDi
kota Madinah yang sekarang kita sebut "Saudi Arabia" memiliki seorang
Pemimpin agama Yahudi sebelum Islam yang cukup terkenal bernama
"Abdallah Bin-Saba" (عبد الله بن سبأ). Ini membuktikan Orang-orang
Yahudi sebelum Islam sudah menggunakan kata "Allah" jauh sebelum Islam
berdiri. Abdallah artinya Abdi dari Allah.
dan ini juga dapat dibuktikan dengan merujuk pada Ensiklopedia Yahudi sendiri :
http://www.jewishencyclopedia.com/view. ... 8&letter=AALLAH DALAM DUNIA KRISTIANIBapa
Pecerillo, seorang arkeolog Fransiskan yang terkenal, menemukan dari
abad ke empat (200 tahun sebelum Islam) di rumah-rumah di Suriah,
Libanon, Irak dan Palestina dengan tulisan dalam bahasa Arab: "Bismi
Allah al-Rahman al-Rahiim" yang berarti dalam Arab "Dalam nama ALLAH,
Maha Penyayang dan Maha Pemurah", yang lagi-lagi membuktikan bahwa nama
Allah telah digunakan orang-orang Kristen Pra Islam.
http://www.discoveringislam.org/allah.htm Ditulis kembali oleh:
Yuhana Al Damsyiqi Fransiscus Xaverius Aryanto Nugroho -
Persatuan Gereja Orthodox IndonesiaArtikel terkait:
64-pencatutan-kata-allah-dalam-alkitab-indonesia-vt731.html
0 Komentar untuk "Nama ALlah telah ada Sebelum nabi muhammad di utus"