Jika
ditinjau dari segi artinya, kata ganti atau pronominal ialah kata yang dipakai
untuk mengacu ke suatu nomina. Nomina Ali dapat diacu dengan pronominal alena
‘ia’. Bentuk –na pada Ali mapeqdi ajena ‘Ali sakit kakinya’, mengacu ke kata
Ali
Jika
dilihat dari segi fungsinya, dapat dikatakan bahwa pronominal atau kata ganti
menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina atau kata benda, seperti
subjek, objek, dan dalam jenis kalimat tertentu juga predikat.
Ada
tiga macam kata ganti dalam bahasa Bugis, yaitu (1) kata ganti persona, (2)
kata ganti petunjuk, dan (3) kata ganti penanya.
(1) Kata
Ganti Persona
a) Kata
ganti persona pertama
1) Persona
pertama tunggal
Iyaq ‘saya’, misalnya:
Iyaq maruki ‘saya menulis’
Aleku ‘diri saya’, misalnya:
Aleku molli ‘diri saya
memanggil’
u- ‘ku-‘, misalnya:
ualai paqbura ‘kuambil ia
obat’
-aq ‘saya’, misalnya:
Alakkaq ‘berikan saya
-ku ‘ku-‘, misalnya:
Bolaku ‘rumahku
Bentuk u- adalah
proklitik, sedangkan bentuk –aq dan –ku adalah bentuk enklitik. Bentuk enklitik
–ku menyatakan milik atau kepunyaan.
2) Persona
pertama jamak
Idiq ‘kita’, misalnya:
Idiq malai ‘kita mengambilnya’
Ta- ‘kita’, misalnya:
Talao ‘kita pergi’
Talaona ‘kita pergilah’
Talao bawanna ‘kita pergi
saja’
-ta ‘kita’, misalnya:
Bolata ‘;rumah kita’
Jamatta ‘pekerjaan kita’
Aleta ‘diri kita’
Bentuk ta- adalah
proklitik yang bervariasi dengan bentuk idiq sebagai bentuk bebas. Bentuk –ta
adalah enklitik yang menyatakan milik.
b) Kata
ganti persona kedua
1) Persona
kedua tunggal
Iko ‘engkau’, misalnya:
Iko lao ‘engkau pergi’
Laono iko ‘pergilah engkau’
Iko malai ‘engkau
mengambilnya’
Idiq ‘engkau’ (hormat),
misalnya:
Joppaniq idiq ‘berangkatlah
Anda’
Idiqna ‘engkaulah’
Idiq lolongengngi ‘engkau
menemukannya’
2) Persona
kedua jamak
Untuk
kata ganti persona kedua jamak, juga digunakan kata iko atau idiq, tetapi hanya
diiringi dengan kata maneng atau kata pada yang mendahuluinya, yang berarti
‘semua’, misalnya:
Iko
maneng (pada iko) parellu maqguru ‘engkau semua perlu belajar’
Iko
maneng (pada iko) jamai ‘engkau semua mengerjakannya’
Idiq
maneng (pada idiq) massumpung lolo ‘kita semua berkeluarga’
c) Kata
ganti persona ketiga
Kata
ganti persona ketiga sama halnya dengan kata ganti persona kedua, yaitu ada
yang mengacu pada persona tunggal dan ada yng mengacu pada persona jamak.
1) Persona
ketiga tunggal
Ia (alena) ‘ia, dia’,
misalnya:
Ia (alena) malai
‘ia mengambilnya’
Ia taroi ‘ia
menyimpannya’
Ia memeng ‘ia
memang’
-na ‘-nya’, misalnya:
Bolana
‘rumahnya’
Jamanna ‘pekerjaannya’
Carana ‘caranya’
Bentuk –na adalah
enklitik yang menyatakan milik.
2) Persona
ketiga jamak
Untuk
kata ganti persona ketiga jamak, juga digunakan kata alena, tetapi hanya
diiringii ‘ dengan kata maneng atau kata pada yang mendahuluinya, yang berarti
‘semua’, misalnya:
Alena
maneng (pada alena) malai ‘mereka semua mengambilnya’
Bentuk
enklitik –na di samping menyatakan milik persona ketiga tunggal, juga digunakan
untuk menyatakan milik persona ketiga jamak, misalnya:
Jamanna
‘pekerjaannnya’
(2) Kata
Ganti Petunjuk
Kata
ganti petunjuk dalam bahasa Bugis ada tiga macam, yaitu (1) kata ganti petunjuk
umum, (2) kata ganti petunjuk tempat, dan (3) kata ganti petunjuk ihwal.
a) Kata
ganti petunjuk umum
Kata
ganti petunjuk umum ialah: iyae ‘ini’, iyatu ‘itu’, iyaro ‘sana’, dan anu ‘anu’.
Iyae:
mengacu ke acuan yang dekat pada pembicaraan atau ke masa sekarang, misalnya:
Iyae
bola e maloppo ‘ini rumah besar’
Iyae
wettu e, wettu paqbosing ‘ini waktu, waktu penghujan’
Iyatu:
mengacu ke acuan yang agak jauh dari pembicara atau yang dekat pada lawan
bicara ataukah ke masa lampau, misalnya:
Iyatu
muala ‘itu kauambil’
Iyatu
wettu e, wettu serang ‘itu waktu, waktu kemarau’
Iyaro:
mengacu ke acuan yang jauh, baik dari pembicara maupun dari lawan bicara,
ataukah ke masa yang lampau, misalnya:
Iyaro
bola e, bola loppo ‘Di sana rumah itu, rumah besar’
Iyaro
wettu e, wettu engngalang ‘waktu itu, waktu menuai’
Anu
(yanu): mengacu ke acuan yang tidak
dapat disebutkan karena lupa atau karena tidak mau disebutkan, misalnya:
Anu
naelli iwenniq ‘Anu dibeli kemarin’
Yanu
naewa sibawa ‘Si ani dilawan bersama’
Kata
ganti anu mengacu pada benda, sedangkan yanu mengacu pada orang.
b) Kata
ganti petunjuk tempat
Kata
ganti penunjuk tempat dalam bahasa Bugis ialah: kuae ‘sini’, kuatu ‘situ’, dan
kuaro ‘sana’. Perbedaan diantara ketiganya berdasar pada tempat pembicara. Yang
dekat digunakan kuae ‘sini’, yang agak jauh digunakan kuatu ‘situ’, yang jauh
digunakan kuaro ‘sana’. Karena kata-kata ini menunjuk tempat atau lokasi, kata
ganti itu sering digunakan dengan preposisi pengacuan arah: ploe ‘dari’, lao
‘pergi’, ri ‘di’.
Misalnya:
Kuae mutaro ‘di sini
kausimpan’
Pole kuae ‘dari sini’
Kuatu muolli ‘disitu
kaupanggil’
Lao kuatu ‘pergi ke
situ’
Kuaru mutaneng ‘di sana
kautanam’
Pole kuaro ‘dari sana
c) Kata
ganti petunjuk ihwal
Kata
ganti penunjuk ihwal (perihal) dalam bahasa Bugis ialah: makkuae ‘begini’, dan
makkuatu ‘begitu’, juga makkuaro ‘demikian’, misalnya:
Makkuae
sabaqna ‘begini sebabnya’
Makkuatu
accappurenna ‘begitu akhirnya’
Makkuaro
pada napoji e ‘begitu semua disukai’
Selain
ketiga kata penunjuk tersebut di atas, walaupun tidak dapat disebut kata ganti
ada juga kata yang digunakan untuk menegaskan hubungan bagian sebelumnya dengan
bagian yang berikutnya, yaitu kata kuaena ‘yakni’, misalnya:
Maega
bua-bua ibaluq ri pasa e, kuaena: panasa, pao, sibawa mannike
‘banyak
buah-buahan dijual di pasar itu, yakni: nangka, mangga, dan semangka.
Maega
manuq-manuq ri aleq e, kuaena: bekku, dangnga, sibawa dongi.
Banyak
burung-burung di hutan, yakni: tekukur, nuri, dan pipit.
(3) Kata
Ganti Penanya
Kata
ganti penanya adalah kata ganti yang dipakai sebagai alat penanya untuk
mengetahui sesuatu. Dari segi maknanya, yang ditanyakan dapat berupa (1) orang,
(2) barang, atau (3) pilihan. Kata ganti penanya yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Niga
‘siapa’: dipakai untuk menanyakan orang atau nama orang, misalnya:
Niga
yaro? ‘siapa itu?’
Aga
‘apa’: dipakai untuk menanyakanbarang, misalnya:
Aga
muelli? ‘apa kaubeli?’
Aga
nasappa? ‘apa dia cari?’
Kega
‘mana’: diapaki untuk menanyakan pilihan, misalnya:
Kega
mupoji? ‘mana kausukai?’
Disamping
ketiga kata ganti tersebut di atas, ada kata penanya yang lain, meskipun bukan
kata ganti, yaitu: (1) magi ‘mengapa’, (2) uppanna ‘kapan’, (3) kegi ‘di mana’,
(4) pekkogi ‘bagaimana’, (5) siaga ‘berapa’, misalnya:
Magi
mumacai? ‘kanapa kaumarah?’
Uppanna
mulao sompeq ‘kapan kaupergi berlayar?’
Kegi
mutaro boqmu? ‘di mana kausimpan bukumu?’
Siaga
ellina? ‘berapa harganya?’
http://hardianams.blogspot.com/2013/03/pembagian-jenis-kata.html
0 Komentar untuk "Pembagian jenis Kata ganti Pronomina dalam bahasa bugis"