My Library

selamat datang di perpustakaan ilmu dan info.

pasang
pasang
pasang

PROSES PERUBAHAN PERADABAN DI INDONESIA



Add caption

            INFO SELENGKAPNYA DI klik  : http://www.vmasterplan.com/?id=idmku


Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Pengampu : Bpk  Sutaryo

 

DISUSUN OLEH KELOMPOK II
Ihsanudin (11110019)
Kinanjar Saputra (11110007)
Ahmad (11110020)
Agustina Tampubolon (11110008)
Nunung Nazilatur Rahmah (11110013)
Nur Fajriyati (11110018)


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
BAHASA DAN SASTRA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2011


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES PERUBAHAN  PERADABAN DI INDONESIA ” ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Rasullullah Muhammad SAW sebagai pembawa revolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari kiamat.Amin
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin


            Yogyakarta, 20 November 2011


                                                                                                              
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL….……..……………………………….….1
KATA PENGANTAR.…………………………...……….……...2
DAFTAR ISI……………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………..4
B. TUJUAN PENULISAN…………………………………… …5
BAB II ISI
A.Proses peradaban dan kebudayaan di Indonesia………………6      
B.Perkembangan peradaban kuno di dunia ……………………...9
C.Dari mana asal pribumi asli atau cikal bakal bangsa Indonesia.11
D. Masyarakat Sunda-Islam dalam Menghadapi Budaya Barat……...…......13


BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................... 21
B. DAFTAR PUSTAKA..................................................... 24


BAB I  PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG MASALAH
 Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesat sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar Televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.

B.     TUJUAN PENULISAN
Dalam penyusunan Makalah ini tujuan penulis adalah :
Memaparkan suatu masalah yang belakangan ini sudah mulai marak dalam masyarakat kita akibat majunya media informasi baik elektonik maupun cetak sehingga membuat kaum remaja mudah terpengaruh.
Menyarankan agar semua orang terutama kaum ramaja/i dan semua orang ikut mewaspadai budaya Barat dan perlu menyaringnya agar tidak ikut terambil sisi negatif dan merusaknya.
Menerapkan kebudayaan yang menuntun agar peka terhadap masalah-masalah yang di pengaruhi budaya barat ke masyarakat kita sekarang ini.





BAB II ISI
PROSES PERADABAN DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
PROLOG : Indonesia pada masa lalu  terdapat Peradapan Kuno yang telah mati seperti  Kerajaan Majapahit yang terkenal dan juga Kerajaan Besar lain yang tersebar di Kepulauan Nusantara ini . Lalu apa yang terjadi dengan Peradaban Bangsa Indonesia yang keberadaannya sebagai Negara & Bangsa Merdeka yang baru terbentuk tanggal 17 Agustus 1945. Dari mana aslal usul peradapan nenek moyang kita dan bagaimana Peradaban Bangsa Kita masa kini  berproses dan akan dibawa kemana Perdapan Bangsa kita ini ?Sebelum mengkaji masalah ini sebaiknya kita Mendefinisikan dulu apa itu PERADAPAN dan apa itu KEBUDAYAAN .
 Menurut Kamus Oxford Bahasa Inggris CIVILIZATION atau PERADABAN diterjemahkan sebagai berikut : An advanced state of Cultural and Material development in human society , marked by political  and  sosial complexity and progress in the art and science . 
 Sedangkan CULTURE atau BUDAYA diterjemakkan sbb.:
The behaviour patern , arts , beliefs institution ans other product of human work and thought ; especially as expressed in a particular communiyy or period .
 Kedua definisi tersebut diatas dapat diterjemahkan secara bebas sbb .:
Peradaban adalah fase pengembangan Budaya dan Materi di lingkungan kehidupan manusia atau suatu masyarakat tertentu menyangkut kehidupan politik dan sosial yang rumit dan pengembangan Seni dan Ilmu pengetahuan .sedangkan budaya adalah pola perilaku seni , institusi kepercayaan dan hasil kegistan dan pemikiran manusia yang terbentuk pada komunitas dan masa  masa tertentu yang menjadi bagian dari kemajuan peradaban komunitas tersebut .
Menurut pemikiran saya Peradaban adalah  :  Tata Cara / Peraturan /Hukum / Kepercayaan dalam kehidupan suatu kelompok manusia atau masyarakat tertentu untuk memenuhi kebutuhan fitrahnya . Sedangakan Budaya adalah tingkat kemajuan  usaha dan pemikiran manusia yang mi alam semesta ini ( enghasilkan sesuatu dalam usahanya memakmurkan dirinya / Atau memenuhi Fitrahnya yang berbentuk Hasil Budi Daya Kebutuhan Primair Manusia dan Seni Budaya untuk memenuhi kebutuhan Secondair dan seterusnya. 
Masalah Pekembangan Peradaban dan Kebudayaan Manusia itu sebetulnya dapat dilihat dari beberapa sudut pandang  seperti Theory Ekonomi tentang Hierarki kebutuhan Manusia Maslow ( Abraham Maslow ) atau Ilmu2 Sosiolgi dll . Dalam hal ini saya memilih pendekatan dari Sudut Pandang  Agama Islam tentang Fitrah Manusia seperti yang peranak saya uraikan dalam artikel saya tentang Fitrah Manusia .  
Sebagai contoh sustu perdapan manusia yang paling sederhana atau mungkin premitif tebentuk dari 4 unsur pokok Fitrah Manusia :
 1, Fitrah untuk mepertahankan hidup ( Survival ) , 2 Fitrah untuk melanjutkan kehidupan manusia atau memperbanyak jenisnya (  Kawin dan meperbanyak jenisnya ) 3 . Fitrah hidup berkelompok ( bersosial ) 4 Fitrah untuk menjadi pemimpin pada kehidupan Manusia dinunia ini ( Kalfah dimuka bumi ini ) 5. Beribadah kepada yang maha Gaib , Maha Besat dan Maha Segala -galanya ( Bagi Orang yang beragama Islam  namanya beribadah kepada Allah Swt Yang Maha Esa dan Sang Maha Pencipta )
 Untuk memehami proses perkembangan Peradaban Kebudayaa , marilah kita mempelajari perkembangan  Kebudayaannya Kelompok Masyarakat zaman dahulu yang pola hidupnya masih sederhana . Malah dalam kenyataan sekarang ini masih ada juga kelompok masyarakat didunia ini yang tingkat kemajuan Peradaban masih sangat terkebelakang .Dan akan kami uraikan sbb :
1. Proses perkembangan Peradaban dan Budaya Manusia pada dasarnya mulai dari Kegiatan Manusia untuk memenuhi Fitrahnya yang No. 1 Yaitu untuk Mepertahankan Hidup atau Survival yaitu memenuhi kebutuhan primairnya : Makan , Papan dan Sandanga  untuk itu pada kelompok masyarakat yang masih sederhana atau primitif , mereka akan mendapatkannya Lansung dari alam di sekitarnya seperti memetik hasil Hutan , menangkap Binatang atau Ikan dari Laut / Sungai tanpa memprosesnya , demikian juga untuk melindungi dirinya dari bahaya atas keselamatan hidupnya dari ganguan alam ( hujan, dingin dll ) mereka melindungi dirinya dengan bahan-bahan  yang terdapat di alam sekitarnya seperti: binatang dan kulit kayu, rumput dsb. Sedangkan untuk melindungi dirinya daganguan Alam  atau binatang buas yang mengan Nafsu Manusia sebagai macam dirinya merek akan berlindung didalam goa2 atau datas pohon , membuat perlindungan dari bahan2 yang terdapat di alam sekitarnya semua kegiatan mula2 dikerjakan dengan anngota badannya seperti tangan , kaki , dan kekuatan ototnya .  
2. Fitrah Manusai yang No 2 adalah Mempebanyak Jenisnya yaitu proses Perkawinan , Beranak , memelihara dan melindungi anaknya / Keluargnya sampai mandiri . Proses ini berlangsung  mengikuti Naluri dan Nafsunya  yang sudah ada sebagai Fitrah Pelengkap Manusia .

3. Fitrah Manusai No. 3 adalah Hidup Berkelompok / Bersosial yaitu membentul kerluarga dan Kelompok Masyarakat dengan tujuan memudahkan untuk  memenuhi Fitrah Manudsia No. 1 & 2.
  4. Fitrah Manusia No.4 adalah Sifat Memimpin  ( Laki2 ) , Melindung Keluarga atau kelompok nya  Yang Paling Kuat ( Fisiknya ) dan sanggup Memimpin dan Melindungi Kelompoknya maka secara alamiah akan terpilih sebagai pemimpinnya . Kehidupan semacam ini juga terlihat pada binatang2 yang hidupnya berkelompok . Dalam Kelompok Binatang yang hidup berkelompok tentu akan mempunyai Pemimpin yang ditakuti diikuti dan diharapkan melindunginya dan semua nya berproses secara alamiah . 

5.Fitrah Manusia No. 5 adalah Beribadah kepada yang Gaib , Yaitu menyembah , minta perlindungan dari  ganguan yang mengancam dirinya dan juga Memberikan Sesuatu Persembhan untuk membayar semua yang dia minta dari yang gaib tersebut agar permintaannya dikabulkan . Perkembangan Agama pada manusia berkembang karena Fitrah Manusia yang No. 5 tersebut tadi dan yang lazimnya disebut Kepercayaan.
Dalam pekembangan Peradapan & Kebudayaan Manusia untuk pada dasarnya  5 pokok kebutuhan Fitrah Manusia tersebut diatas harus dipenuhi . Dengan Pekembangan Jumlah Manusia sebagai Anggota Masyarakat dan  juga berkembangnya Kelompok kelompok lain yan sejenis dan dan menghuni dalam Tempat tinggal yang sama dan sumber Kehidupan alam yang sama makin terbatas maka terjadi persaingan dalam memperoleh sumber kebutuhan pokok manusia tersebut yang akhirnya kelompok yang kuat akan mengusai kelompok yang lain  ( dengan Perang antar Kelomok )dan kadan2 yang menang akan memperbudak atau Kelompok yang lain atau yang kalah akan melarikan diri mencari sumber kehidupan baru dan terjadilah migrasai manusia keseluruh penjuru dunia . 
 Apa yang saya uraikan adalah hanya penyerdanaandari awal mula  maslah perkembangan Peradaban dan Kebudayaan Manusia . Dengan berkembangan  pengetahuan yang dikuasai
oleh manusia dengan mempergunakan Fitrah Otak untuk memikir dan Akal untuk melaksanakan keinginannya  dengan baik, manusia akan memliki ketampilan hidup dan berusaha menjadi kreatif untuk memenuhi Fitrah 2 Manausia yang lain guna untuk mendapatkan kesejahteraan hidupnya secara optimum . Mala timbulah akal yang kreative seperti Budni Daya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereak mulai menanam Hasil Bumi . berternak Hewan Ungas dan Ikan yang tidak dicari secara langsung dari alam sekitarnya . Demikian  juga Budidaya manusia menciptakan alat bantu manusia dalam mempermudah dan mempercepat manusia dalam memenuhi fitrahnya / Kebutuhan hidupnya dari yang Primair sampai yang tertier dan selanjutnya. Disinilah Seni Kebudayaan mulai tumbuh dan berkembang  dan Tingkat Peradaban Kelompok Masyarakat / suku Bangsa / Bangsa akan diukur dari betapa majunya Kebudayaannya berkembang maju .

Di Dunia ini Tingkat Peradapan Manusia   masih ada yang masih sangat Premitive  seperti Perabapan Suku Bangsa yang hidup terpencil dalam hutan belantara  dan ada pula yang sudah Maju atau  Modern (Sangat Maju ) seperti Bangsa Amerika Serikat ( USA) , Negara  Eropa , Asia dan Australia yang mempunyai predikat bangsa yang sudah Maju atau Berkembang.
 Biasanya dalam sesuatu Peradaban terkait 4 unsur Kegiatan : 1. Kegiatan Politik / Pemerintahan , 2. Kegiatan Ekonomi 3. Kegiatan Ilmu Pengetahuan& Teknologi  atau IPTEK  4. Kegiatan Ibadah atau Kepercayaan.
 Dalam Politik menyangkut Keberadaan/ Lokasi  atau Geografi , Wawasan Kebangsaannya dan Bahasa Komunikasinya termasuk sistim Pemerintahannya dan Sistim Pertahanannya.Dalam Sistim Ekonomi menyangkut pengurusan & pengusahaan, termasuk Budidayanya  Mengembangkan dan Mendistribusikkan kebutuhan / logistik  Primair , Secondair, Tertier  dan seterusnya.
 Dalam Pengembangan IPTEK  menyangkut pengembangan Ilmu dalam Budidaya atau Inovasi Peralatan2 / Material  yang dapat melimpatgandakan / mempercepat produksi  kebutuhan Ekonomi dan Sistim Pergerakan Manusia  ( Transportasi ) dalam Kegiatan  Masyarakatnya.Kreativitas Masyarakatnya dalam menerapkan IPTEK ( Inovasi ) dan Seni Budaya menandai majunya suatu Peradaban .
 Sebelum membahas tentang Peradaban & Kebudayaan Bangsa Indonesia dan Pekembangannya sampai dari awalnya sampai pada waktu ini , perlu kiranya kita mengetahui posisi Peradaban& Kebudayaan kita ini di dunia ini ditinjau dari Asal usulnya dan proses terbentukny yang kita tinjau dari sudut waktu .
 PERKEMBANGAN PERADABAN KUNO di DUNIA Peradaban Dunia  yang sudah cukup maju sebetulnya telah berkembang pada abad ke-2 sebelum tahun Masehi menurut catatan sejarah , Pusat-pusat Peradapan Kuno tersebut tersebar diseluruh Benua seperti Benua Asia , Afrika , Eropa dan Amerika   Tercatat Peradapan yang Palin Tua adalah :
 1. 4000 SM- 700 SM    Perdapan Kuno di Afrika Utara , yaitu  
Peradapan Lembah Aliran
                                  Sungai Nil  
dari Pedalaman Afrika ke Utara di Mesir , terlhat dari
                                  peninggalan Kebudayanya yang terkenal : Pyramida , Sphink , Tulisan
                                  Huruf Hieroglyh , Mummi & Obelisk

2. 3500SM - 300 SM    Peradaban Lembah Aliran Sungai Tigris & S. Eufrat  di di 
                                  Kawasan Asia /Iraq

3. 3000SM - 1500SM   Peradaban Lembah Aliran Sungai Indus di Asia / India Utara

4. 3000SM                  Peradaban Inka di Pantai Amerika Selatan Barat
                                  Peradapan Maya di Amerika Tengah /El Zalvador
                                  Peradaban Aztec di Amerika Utara Selatan /Mexico

5. 2250SM - 75SM       Peradapan Lembah Sungai Huang Ho di China sekitar Beijing

6. 2000SM -550 SM     Peradaban Lembah Sungai Ganga di India Utra

7. 1500SM- 338 SM     Perdapan Yunani  di Eropa sekitar Yunani 

8. 750 SM - 380 SM     Peradaban Romawi di Eropa sekitar Italia 

Melihat adanya  Peradapan & Kebudayyan Kuno  tersebut diatas , dapat disimpulkan  bahwa pengaruh Perdaban & Kebudayaan Kuno yang menyebar ke Asia Tengara atau Kepulauan Nusantara dapat dipastikan datang dari Benua Asia yang letaknya paling strategis ditijau dari letak geografinya . Dan Peradaban  Tua  yang datang dari Barat Utara berasal  dari India yaitu pengaruh Peradaban Lembah Sungai Ganga ( 2000SM -550SM ) dan   dari Utara  pengaruh Perdaban Tua dari wilayah Cina yaitu Peradaban Lembah Sungai Huang Ho . (  2250 SM- 75 SM)










DARI MANA ASAL PRIBUMI ASLI atau CIKAL BAKAL BANGSA INDONESIA ?
Penduduk asli  Indonesia sudah ada semenjak zaman prasejarah 2 juta tahun jang lalu . dan menurut penemuan para ahli Prasejarah di Indonesia ini dulunya dihuno oleh manusia purba jenis Pithecantropus Erectus mirip dengan penghuni asli Australia zaman sekarang ( Oborigines} yang disebut Ras Negroid atau Autraloid yang berkulit hitam  dengan   berkebudayaan   
Batu Tua atau Palaeolitikum yang hidup secara nomaden .
 Dikemudian hari kira-kira 2000 tahun SM mulailah datang penduduk migran yang datang dari Utara yang berkebudayaan lebih tinngi dan mendesak kehidupan manusia pribumi indonesia . Mereka datang dalam dua gelombang :
Gelombang pertama kira2 tahun 1000 SM datanglah bangsa Melayu Tua atau Austronesia yang datang dari Teluk Tonkin / Bacson -Hoabinh (Vietnam )dan membawa kebudayaan Neolihtikum  melalui 2 jalur yaitu Jalur Utara menuju Taiwan , Filipina . Sulawesi Utara , Maluku dan Paua sedangkan yang melalui Jalur Selatan menuju ke Semenanjung Malaka , Sumatra , Jawa , Nusa Tenggara , Kalimantan dan Sulawesi Tengah / Selatan .
Gelombang Kedua sekitar tahun 500 SM datang bangsa Melayua Muda ( Melanesoide ) dari Asia ( Yunan ) melalui Thailand , Malaysia Barat masuk ke Indonesia dari arah Barat ke Timur secara merata dengan membawa kebudayaan Dongson yang mengenal peralatan ( Kampak ) dari logam  

Pada gelombang kedua tersebut diatas datanglah orang-orang Melayu Tua yang telah bercampur dengan bansa Aria di daratan Yunan yang disebut orang Melayu Muda atau Deutero Melayu dengan kebudayaan perunggu , kebudayaan ini lebih tinggi dari kebudayaa Bangsa Melayu Tua  yang telah ada kerena mengenal logam sebagai perkakas hidup dan alat produksi .Kedatangan bangsa Melayu Muda mengakibatkan bangsa Melayu Tua yang tadinya hidup disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula kepedalaman sepert suku 2 : Dayak di Kalimantan , Toraja di Sulawesi , Orang Nias , Batak Pedalaman , Orang Kubu dan Orang Sasak dan tetap membawa kepercayaan Animismenya .

Dengan Mengusaia tanah yang subur bangsa Melayu Muda dapat  meningkatkan status Kekuasaannnya ( Politiknya ), Kesejahteraan Ekonominya dan mengembangkan Kebudayaan bangsanya dengan pesat dan lebih baik sehingga kelak akan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal-bakal perkembangan Peradaban  bangsa-bangsa dikawasan Nusantara ini pada umumnua atau  Bangsa Indonesia di NKRI khususnya .


















Masyarakat Sunda-Islam dalam Menghadapi Budaya Barat
Posted on Senén, 21 Januari 2008 by Ki Santri
Oleh AYATROHAEDI
MENURUT tradisi lisan masyarakat Sunda, Islam  mulai masuk ke dalam kehidupan masyarakat Sunda pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Berdasarkan berbagai data banding, antara lain berupa naskah Carita Parahyangan, baik yang “asli” (1580) maupun yang kemudian disusun kembali oleh Pangeran Wangsakerta (1693), dan naskah-naskah karya “Panitia Wangsakerta” pada umumnya (1677-1698), besar sekali kemungkinan bahwa tokoh Prabu Siliwangi itu adalah Prabu Siskala Wastukancana, anak Prabu Maharaja, yang berkuasa cukup lama (1371-1475) (Ayatrohaedi 1986).
Pada masa itulah mulai tumbuh pemukiman orang Islam di Cirebon, kemudian di berbagai daerah sepanjang pesisir utara Jawa Barat, sementara penguasa negara Sunda masih tetap memeluk agama yang lama (Hindu-Budha). Kesaksian mengenai hal ini antara lain ditemukan dalam laporan perjalanan Tome Pires, yang pada awal abad ke-16 turut dalam pelayaran mengelilingi dunia. Tome Pires mengatakan bahwa kerajaan Sunda mempunyai enam buah bandar; bandarnya yang paling timur, Cimanuk, dikuasai oleh orang-orang Islam. Pada saat itu (+ 1513) Cirebon dikatakan tidak termasuk lagi sebagai daerah kerajaan Sunda, tetapi sudah berdiri sendiri, dan di situ kekuasaan Islam sudah sepenuhnya tegak (Cortesao 1944).
Sejak itu, terlebih-lebih setelah Sunan Gunung Djati menguasai Banten (1525) dan Sunda Kelapa (1527), boleh dikatakan masyarakat di sepanjang pesisir utara Jawa Barat “menjelma” menjadi masyarakat Islam. Dalam pada itu, masyarakat pedalaman sedemikian jauh masih tetap mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka yang lama. Sejumlah naskah yang kemudian dikenal sebagai “naskah-naskah Ciburuy”, misalnya, merupakan salah satu petunjuk akan masih kuatnya tradisi sebelum Islam itu. Padahal, banyak di antara naskah itu yang berasal dari abad ke-18 akhir. Naskah-naskah itu di antaranya ialah naskah Sewakadarma (Ayatrohaedi 1988), Carita Ratu Pakuan (Aca 1970), Kawih Peningkes dan Jatiniskala (Ayatrohaedi dkk. 1987).
Namun, kerena pusat-pusat kebudayaan Sunda sudah sepenuhnya bercorak Islam, khazanah lama yang tersimpan di kabuyutan-kabuyutan terpencil itu tidak lagi sempat menyebar. Tradisi lama hanya bertahan di pencilan-pencilan itu, dan dalam percaturan kebu dayaan kemudian menjadi pusat-pusat pertahanan budaya lama yang kian terdesak. Demikianlah, akhirnya mulai abad ke-19, jika orang berbicara tentang masyarakat Sunda, maka salah satu ciri khasnya adalah Islam.
Kesadaran manunggalnya Sunda dan Islam itu paling akhir mencuat dalam Musyawarah Masyarakat Sunda II, yang diselenggarakan dalam tahun 1967. Ungkapan Islam-Sunda dan Sunda-Islam haruslah dilafadzkan dalam satu tarikan nafas, tanpa memperhatikan bahwa kedua hal itu mengandung perbedaan yang agak mendasar: Sunda-Islam tidak sama dengan Islam-Sunda.
Jika orang berbicara tentang Sunda-Islam, sebenarnya kita berbicara tentang masyarakat Sunda, sedangkan Islam di situ merupakan salah satu ciri utama jatidirinya. Dalam kaitan itu, Sunda-Islam digunakan untuk membedakannya dari kelompok masyarakat Sunda yang lain dengan ciri utama jatidiri yang bukan Islam, misalnya Sunda-Kristen, Sunda-Ateis, dan Sunda-Hindu. Sebaliknya, Islam-Sunda haruslah diartikan bahwa yang menjadi pokok adalah Islam, dan Sunda merupakan salah satu ciri untuk membedakannya dari Islam yang lain. Jika kita berbicara tentang Islam-Sunda, tentunya kita pun akan dapat berbicara tentang Islam-Jawa, Islam-Arab, Islam-Cina, dan Islam yang lainnya.
Dengan demikian, “masyarakat Sunda-Islam” haruslah diartikan sebagai suatu masyarakat yang warganya terdiri dari orang Sunda, dan menjadikan Islam sebagai salah satu ciri utama jatidirinya. Kemudian, jika benar bahwa menurut sejarah sejak abad ke-19 praktis seluruh masyarakat Sunda (berusaha) menjadikan Islam sebagai jatidirinya, berarti bahwa makalah ini berbicara tentang masyarakat mayoritas Sunda. Dengan kata lain, yang dibicarakan adalah masyarakat Sunda sebagai suatu masyarakat yang utuh, dengan beberapa pengecualian dari kelompok masyarakat Sunda yang kurang berperanan dalam suasana sentuh budaya dengan masyarakat lain, misalnya orang Kanekes.
Dengan pengertian itu berarti bahwa masyarakat Sunda-Islam terdapat di semua lapisan masyarakat, hidup di berbagai daerah pemukiman, dengan kasab (profesi) yang bermacam-macam, dengan latar dan lingkungan pendidikan , sosial, budaya, dan adat kebiasaan yang berbeda pula.
Budaya Barat
JIKA orang berbicara tentang budaya Barat, pada umumnya pokok pembicaraan adalah budaya yang dihidupi dan menghidupi Barat, terutama Eropa dan Amerika. Batasan “Barat” mengacu pada Eropa dan Amerika itu antara lain terlihat dalam nama salah satu Jurusan di Universitas Leiden, Sociologie der niet-Westerse Volken (Sosiologi Bangsa-Bangsa Bukan-Barat), yang ternyata wilayah kajiannya meliputi bangsa-bangsa yang bukan Eropa dan Amerika. Dengan kata lain, niet-Westerse Volken ialah semua bangsa yang bukan Eropa dan Amerika.
Barat yang dibatasi Eropa dan Amerika, dapat dikembangkan menjadi masyarakat yang (ternyata) beragama Kristen (atau bahkan ateis) dan dianggap atau menganggap diri memiliki teknologi maju. Itu berarti bahwa yang bukan Barat adalah bangsa lain yang bukan Kristen dan mempunyai teknologi belum begitu maju.
Jika batasan itu diterapkan kepada masyarakat Sunda, nampaknya ciri-ciri itu hampir semuanya cocok. Masyarakat Sunda-Islam adalah masyarakat bukan Barat, bukan Kristen, dan teknologinya belum begitu maju (setidaknya menurut tolok ukur Barat itu sendiri). Dengan demikian, budaya Barat pun tentulah harus memiliki ketiga laksana atau atribut itu. Budaya barat ialah budaya yang menghidupi dan dihidupi masyarakat Ero-Amerika yang perkembangan dan pengembangannya didasari oleh agama Kristen (mulanya) dan pada masa kini ciri utamanya adalah teknologi.
Budaya barat ini mulai masuk Indonesia bersamaan dengan mulai datangnya bangsa Eropa, yaitu sekitar abad ke-16. Pendukung budaya Barat yang berturut-turut muncul di Indonesia ialah orang-orang Portugis, Belanda, Spayol, Inggris, Perancis, Jerman, dan akhirnya juga Rusia. Corak budaya yang mereka bawa diterima oleh berbagai lingkungan masyarakat yang berlainan, dengan catatan bahwa pengaruh yang paling besar tentunya berasal dari budaya Belanda, sesuai dengan panjangnya masa pemengaruhannya di negara Indonesia.
Di bidang kebudayaan, tindakan Belanda yang ternyata “membongkar” akar tradisi yang berkembang sebelumnya ialah upayanya memperkenalkan sistem pendidikan sekolah  yang lebih mengutamakan “pengetahuan umum” daripada pengetahuan agama. Tentu saja sistem itu memang dikenalkan, karena merupakan salah satu alat yang ampuh untuk menghancurkan sistem pendidikan mandala (Hindu) dan pesantren (Islam) yang sudah berlangsung di kalangan msyarakat Indonesia. Bahkan kemudian ternyata, berkat dukungan penguasa, sistem pendidikan itulah yang kemudian lebih banyak dianut di Indonesia, termasuk lembaga-lembaga pendidikan yang sebenarnya berdasarkan Islam.
Unsur-unsur budaya Barat lainnya, juga sedikit demi sedikit berhasil menggusur unsur budaya tradisional yang sebenarnya sudah lama berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Pembaratan itu terus berlangsung, sementara peng-Islaman mengalami kemunduran.
Di bidang pemikiran, misalnya, kita sekarang umumnya lebih mengenal Plato, Socrates, Bertrand Russel, atau bahkan Marx, daripada misalnya Muhammad Abduh, Iqbal, Jamaluddin al-Afghani, dan Umar Kayam. Bahkan, barangkali patut dipertanyakan, siapa orang Sunda sekarang yang mengenal Hasan Mustapa atau Nawawi al-Bantani labih baik daripada pengenalannya terhadap tokoh-tokoh filusuf Eropa itu.
Jalan Keluar
DARI gambaran kasar itu jelas nampak bahwa budaya Sunda dan budaya Barat merupakan dua kutub yang saling berhadapan. Dalam lawungan (konfrontasi) itu juga terlihat bahwa budaya Sunda berada pada kedudukan yang lebih lemah. Kedudukan lemah ini terutama disebabkan oleh sangat berperannya faktor terakhir dalam lawungan itu, yaitu teknologi yang menjadi ciri budaya Barat, dengan tradisi yang merupakan ciri budaya Sunda.
Kedudukan yang sudah lemah itu kemudian diperparah oleh adanya pemihakan dari para penentu dan pelaksana kebijakan terhadap teknologi. Pada gilirannya, pemihakan terhadap teknologi itu sebenarnya berangkat dari anggapan bahwa teknologi mencerminkan kemajuan ilmu, sedangkan segala sesuatu yang dianggap ilmiah senantiasa bersumber dari budaya Barat.
Pengagungan terhadap ilmu (dan teknologi) Barat itu tentu bukan sesuatu yang salah. Bukankah Rasulullah sendiri menganjurkan agar kita menuntut ilmu, sampai ke mana pun? Namun, apakah kegandrungan akan segala sesuatu yang berbau ilmiah (dan Barat) itu disertai dengan upaya menggarap tradisi yang sebenarnya sudah jauh lama menjadi milik kita sebelum orang dan budaya Barat tiba di Sunda?
Jika saja kita mau agak berpaling kepada tinggalan nenek-moyang kita yang ada, dan mencoba merenungkannya, seharusnya kita sampai pada kesimpulan bahwa sebenarnya dari segi ilmu dan teknologi pun sama sekali tidak tertinggal oleh dunia barat. Mungkinkah Borobudur, Prambanan, dan berbagai bangunan kuna lainnya, didirikan tanpa penguasaan ilmu dan teknologi? Mungkinkah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendasari pendirian bangunan-bangunan itu bukan sesuatu yang telah menjadi tradisi di masyarakat pendukungnya?
Rasanya jelas, jawaban untuk pertanyaan pertama tidak mungkin, sedang jawaban untuk pertanyaan kedua, ya. Masalahnya, di mana kita dapat memperoleh semua pengetahuan warisan nenek-moyang kita itu? Selain meninggalkan bangunan megah, leluhur kita juga meninggalkan warisan lain yang justru mengabadikan gagasan, ilmu, dan seni yang cukup beragam. Semuanya itu tertuang dalam naskah-naskah lama yang sudah mereka wariskan sejak abad ke-19. Naskah-naskah itu ditulis dengan sejumlah bahasa, antara lain Jawa, Sunda, Bali, Arab, Bugid, Aceh, Minangkabau, dan Melayu. Di situlah sebenarnya tersimpan khazanah kekayaan batin leluhur kita. Naskah-naskah itu mengungkapkan berbagai ilmu kesehatan, perbintangan, pertanian, arsitektur, kesenian, dan lain-lain.
Arab (dan Islam) pernah menjadi kiblat ilmu, teknologi, dan budaya setelah mengaji warisan budaya Yunani yang dijadikan sumber acuan untuk mengembangkan kemungkinan yang terdapat di dalam kandungan budaya dan wilayah Arab dan Islam sendiri. Eropa kemudian mengambil alih peran itu, setelah mereka mengaji warisan Yunani, Islam, dan lainnya.  Menggali semua kemungkinan yang terkandung di dalam khazanah budaya asli mereka.
Jika kita mau bercermin kepada kenyataan sejarah, bagi kita pun terbuka kemungkinan untuk menjadi kiblat ilmu, teknologi, dan budaya yang tidak kalah dari kiblat-kiblat budaya yang lain. Kita harus mengaji warisan budaya Islam, Eropa, Asia, dan lainnya; menggali semua kemungkinan yang terkandung di bumi kita sendiri. Untuk itu, sebagai langkah awal kita harus bersedia menerima kenyataan bahwa ilmu dan teknologi tinggi yang pernah kita miliki di masa lampau bukanlah sekedar untuk diangungkan dan dikagumi.
Kenyataan hingga saat ini justeru demikian. Kita mengagumi Borobudur, Prambanan, Kisah Ramayana, ajaran Tasawuf, dan lain-lain. Kemudian titi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa cukup dengan jejalan budaya Barat, tanpa peduli apakah sebenarnya budaya Barat itu madu atau racun bagi kita.
Sudah masanya kita memperhatikan tradisi, atau ilmu, teknologi, dan budaya yang tersembunyi dalam tradisi kita. Di antara ratusan atau mungkin ribuan, naskah yang menyimpan gagasan, ilmu, dan khazanah batin leluhur kita itu, berapa yang sudah terungkapkan hingga saat ini?
Diperlukan sejumlah orang yang mau mengorbankan diri memasuki dunia yang kaya namun sangat memiskinkan itu. Barangkali sudah saatnya mereka yang menguasai bahasa Arab, misalnya, menggali naskah-naskah berbahasa Arab yang ditinggalkan leluhur kita orang Sunda di masa lalu. Hal yang sama, berlaku bagi mereka yang menguasai bahasa Jawa, Sunda, Sansakerta, dan bahasa lain yang dipergunakan para leluhur kita di masa lampau untuk mengabadikan gagasan dan ilmu mereka. Dengan mengetahui apa gagasan-gagasan yang pernah ada itu, kita akan mempunyai alasan untuk mengatakan apakah benar kita sekarang ini Sunda-Islam, ataukah sebaliknya, Islam-Sunda.
Singkatnya, di dalam menghadapi pengaruh budaya Barat, kita dituntut untuk (a) secara terbuka menerima pengaruh itu, (b) menyaring, mengolah, dan memilih unsur budaya Barat yang sesuai dengan keperluan, dan (c) menggali semua kemungkinan yang terkandung dalam khazanah kita sendiri.
Dengan demikian, semboyan kembali ke tradisi, seharusnya ditafsirkan sebagai kesediaan untuk menggali khazanah batin kita sendiri, kemudian kita jadikan sebagai imbangan di dalam menghadapi pengaruh Barat.





















PENUTUP
KESIMPULAN











DAFTAR PUSTAKA

http://hamijoyo.multiply.com/journal/item/13
Aca (Atja). 1970. Tjarita Ratu Pakuan: Tjeritera Sunda Kuno dari Lereng Gunung Tjikurai. Bandung: Lembaga Bahasa dan Sedjarah.
Ayatrohaedi. 1986. Niskalawastukancana (1348-1475): Raja Sunda Terbesar? Makalah pada pertemuan Ilmiah Arkeologi IV, Cipanas, 2-8 Maret 1986.
_________. 1988. Sewakadarma. Laporan Penelitian untuk Bagian Proyek Penelitian dan Pengajian Kebudayaan Sunda.
Ayat Rohaedi, Tien Wartini, dan Undang Ahmad Darsa. 1982. Kawih Paningkes dan Jatinisakala: Alihaksara dan Terjemaham. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengajian Kebudayan Sunda.
Cotesao, Armando. 1944. The Suma Oriental of Tome Pires. 2 Jilid. London: Haklyut Society.
Sumber: Makalah Seminar, “Islam dalam Kebudayaan Sunda; antara Cita dan Realita”, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, 05 Januari 1988.
http://sundaislam.wordpress.com/2008/01/21/masyarakat-sunda-islam-dalam-menghadapi-budaya-barat/


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "PROSES PERUBAHAN PERADABAN DI INDONESIA"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top