My Library

selamat datang di perpustakaan ilmu dan info.

pasang
pasang
pasang

Nama Allah & Strategi Pengabaran Injil

Catatan :

Rasul Paulus adalah seorang Ibrani asli dan tentu saja bahasa ibunya adalah Ibrani, namun demikian ia tidak pernah mempermasalahkan nama "YAHWEH" (atau istilah-istilah keyahudiannya) untuk dibawa-bawa ketika ia menginjil di kalangan orang diluar bangsa Yahudi.

Sebaliknya kalangan "pengagum nama Yahweh" yang "belum tentu" melek huruf Ibrani dan mengerti kaidah dan sejarah bahasa Ibrani, bersikap sok-sok'an keyahudi-yahudian, dan mengkotak-kotakkan diri dengan suatu istilah agar "tidak sama" dengan kalangan Muslim. Ini sungguh merupakan suatu lelucon/ komedi.

Nama Allah & Strategi Pengabaran Injil
dalam pelayanan Rasul Paulus




1. Pendahuluan :


Beberapa tahun belakangan ini Kekristenan di Indonesia cukup disibukkan dengan klaim dari beberapa aliran "Kelompok Pemuja Nama YAHWEH" yang mengharamkan nama Allah dengan alasan ‘Allah’ adalah nama "ilah" dari agama lain. Mereka juga mengklaim bahwa Allah sembahan orang Muslim adalah "ilah" atau "berhala" dan tidak sepantasnya kata "Allah" ini dipakai dalam menyebut Tuhannya umat Kristiani.

Suatu keanehan, mengapa hanya kata "Allah" yang dipermasalahkan, padahal ada kata lain dalam Alkitab bahasa asli yang dipakai sebagai nama Allah, yaitu "θεος - THEOS", Yunani. Kata "θεος - THEOS" ini disamping bermakna "Allah/ Elohim", kata ini juga digunakan untuk menyebut illah-illah (Kisah Para Rasul 14:11) bahkan setan dalam pengertian 'illah' (2 Korintus 4:4) ; namun hal tersebut dalam konteks "pemahaman" orang diluar Kristus.

Kata "θεος - THEOS" sepadan dengan kata Ibrani " אלהים - ELOHIM" , kata benda jamak maskulin bermakna Allah, ilah-ilah, dewa, dsb.

Sekarang, Perhatikan pemakaian kata "θεος - THEOS" dan " אלהים - ELOHIM" yang digunakan secara sepadan dalam ayat-ayat ini :


* Markus 12:29
LAI TB, Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
KJV, And Jesus answered him, The first of all the commandments is, Hear, O Israel; The Lord our God is one Lord:
Textus Receptus (TR), ο δε ιησους απεκριθη αυτω οτι πρωτη πασων των εντολων ακουε ισραηλ κυριος ο θεος ημων κυριος εις εστιν
Translit interlinear, ho de {dan} iêsous {Yesus} apekrithê {Dia menjawab} autô {kepadanya} hoti {bahwa} prôtê {pertama} asôn {dari segala} tôn entolôn {perintah-perintah} akoue {dengarlah engkau} israêl {Israel} kurios {Tuhan} ho theos {Allah} hêmôn {kita} kurios {Tuhan} heis {satu} estin {Dia adalah}


Yesus merujuk pada Firman yang terulis di :


* Ulangan 6:4
LAI-TB, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
KJV, Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD:
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
שְׁמַע יִשְׂרָאֵל יְהוָה אֱלֹהֵינוּ יְהוָה ׀ אֶחָֽד ׃
Translit interlinear, SYEMA' {dengarlah} YISRA'EL {Israel} YEHOVAH {YHVH dibaca Adonay, TUHAN} 'ELOHEINÛ {Allah kita} YEHOVAH {YHVH dibaca Adonay, TUHAN} EKHAD {esa}"


Jikalau "Kelompok Pemuja Nama YAHWEH" berpendapat bahwa "nama Allah" tidak boleh diterjemahkan. Naskah bahasa asli Yunani TR diatas dengan jelas menulis bahwa 4 huruf suci Ibrani " יהוה – YHVH" ditulis dengan kata Yunani "κυριος - KURIOS" dan kata Ibrani " אלהים - ELOHIM" ditulis dengan kata Yunani "θεος - THEOS" dalam Markus 12:29. Dan kita tahu bahwa Naskah Alkitab Perjanjian Baru yang asli ditulis dalam bahasa Yunani, bukan Ibrani.


Menanggapi isu-isu yang dilontarkan "Kelompok Pemuja Nama YAHWEH" tersebut cukup banyak teolog yang memberikan tanggapan terhadap klaim ‘nama Allah’ yang diharamkan aliran tsb. Mengingat dalam script bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama, didalamnya juga terdapat kata Allah dalam dialek Aramaic אֱלָהָא - 'ELAHA' atau אֱלָהּ - 'ELAH yang sinonim dengan " אלהים - ELOHIM" atau " אל - 'EL" atau "אלוה - 'ELOAH"; kata dalam dialek/bahasa Aram tersebut mirip dengan "Allah" dalam bahasa/dialek Arab. Tetapi toh penjelasan baik secara makna harfiah dan secara teologis itu tidak diindahkan oleh aliran tersebut.


Lihat artikel : Nama "ALLAH" Sebelum Masa Muhammad, di nama-allah-sebelum-masa-muhammad-vt554.html#p1101



-----


2. LATAR BELAKANG RASUL PAULUS:


Rasul Paulus orang Ibrani asli dan dengan latar belakang aliran paling keras, yaitu golongan Farisi. Hal ini bukan hanya memberi dampak yang mendalam atasnya, tapi juga memberi kebanggaan yang besar. Ia telah mendapat pelajaran dari Gamaliel yang masyhur itu, dan telah berkembang lebih maju daripada kebanyakan temannya sezaman dalam soal agama Yahudi. (Kisah 26:5). Dengan demikian jelaslah bahwa Paulus adalah seorang yang menganut Monoteisme yang menyembah Allah Israel satu-satunya yang dikenal dengan YHVH ELOHIM.

Sebagai Yahudi, Paulus kuat kepercayaannya kepada Allah yang satu dan benar. Lebih dari itu ia memiliki keyakinan tentang kekudusan Allah. Dalam agama Yahudi kepercayaan ini memimpin kepada transendentalisme, tapi dalam teologia Kristen, Paulus tidak ada persoalan tentang Allah yang jauh. Allah didekatkan di dalam Yesus Kristus. Tapi tidak dapat diragukan bahwa bagi konsepsinya yang mulia tentang Allah, Paulus banyak berhutang kepada warisan Yahudinya :


* Roma 3:30
"Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman."


* 1 Korintus 8:4
"Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."


* 1 Korintus 8:6
"namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."


* Galatia 3:20
"Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu."




Pandangan Paulus tentang Allah dipengaruhi sekali oleh Perjanjian Lama dan oleh kepercayaan Yahudi yang konsekuen. Pandangan itu pada hakekatnya juga sama dengan yang terdapat dalam ajaran Yesus. Pandangannya tentang Allah tinggi, tapi ia tidak mengikuti kesalahan orang Yahudi sezamannya, yang menjadikan Allah jauh sekali (transendentalisme). Konsepnya tentang Allah dikuasai oleh gagasan tentang kasih karunia, yaitu kebaikan Allah yang bukan berdasarkan kelayakan manusia. Paulus tidak pernah dapat melepaskan diri dari gagasan, bahwa seluruh proses keselamatan itu adalah inisiatif Allah dan tidak tergantung pada usaha manusia. Ia tahu benar kasih Allah di dalam Kristus dan tidak pernah jemu untuk mengucapkan hal itu.

Yesus Kristus sendiri senantiasa berpatokan kepada Perjanjian Lama sedangkan monotheisme adalah dasar dan inti Perjanjian Lama. Klimaks Perjanjian Lama adalah Allah sendiri yang telah turun ke bumi untuk melaksanakan penyelamatan dunia dalam rupa Mesias yang ilahi, Manusia Ilahi :


* 1 Timotius 3:16,
LAI TB, Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia (naskah Yunani: Allah (theos)), yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.
KJV, And without controversy great is the mystery of godliness: God was manifested in the flesh, Justified in the Spirit, Seen by angels, Preached among the Gentiles, Believed on in the world, Received up in glory
TR, και ομολογουμενως μεγα εστιν το της ευσεβειας μυστηριον θεος εφανερωθη εν σαρκι εδικαιωθη εν πνευματι ωφθη αγγελοις εκηρυχθη εν εθνεσιν επιστευθη εν κοσμω ανεληφθη εν δοξη
Translit. interlinear, kai {adapun} homologoumenôs {yang harus diakui (siapapun)} mega {besar} estin {adalah} to tês {(itu)} eusebeias {ibadah} mustêrion {rahasia:} theos {Allah } ephanerôthê {Dia dinyatakan} en {dalam} sarki {daging,} edikaiôthê {terbukti benar /dibebaskan} en {oleh [dalam]} pneumati {Roh (Kudus)/ Roh-Nya,} ôphthê {dilihat} aggelois {oleh malaikat-malaikat,} ekêrukhthê {diberitakan} en {diantara} ethnesin {bangsa-bangsa (bukan Yahudi),} episteuthê {dipercayai} en {didalam} kosmô {dunia,} anelêphthê {diangkat} en {ke dalam/ dengan} doxê {kemuliaan.}

-----


3. STRATEGI PENGINJILAN :


Sebagai seorang Yahudi tulen, tetapi yang sudah diperbarui dalam Kristus, Paulus memberikan pemikiran-pemikiran baru dalam penginjilannya kepada orang-orang non Yahudi. Terhadap orang non Yahudi ini Rasul Paulus memberikan pendekatan yang sangat luwes. Demikian pula, Paulus banyak sekali memberikan terobosan-terobosan bagi orang-orang percaya dari kalangan non Yahudi, yang tidak mengenal sama sekali apa itu hukum Taurat, sunat, dan sebagainya.

Terhadap kalangan yang tidak mengenal siapa itu YHVH ELOHIM, Paulus memperkenalkan Allah yang dia sembah dengan cara yang bisa dipahami oleh kalangan yang tidak berlatar-belakang monoteisme Abraham.

Disuatu kesempatan penginjilannya, Rasul Paulus pernah memperkenalkan 'ilah bangsa kafir' sebagai Allah yang disembahnya. Hal yang sangat luar biasa sekali dilakukan oleh mantan Farisi ini dalam menjangkau orang-orang yang tidak berlatar belakang monoteisme. Paulus jelas tidak "mensakralkan" dalam pandangan yang sempit suatu "sebutan" terhadap "Pribadi yang ia sembah" yang lazimnya disebut YHVH ELOHIM oleh kalangan Yahudi. Karena esensi dari pelaksanaan Amanat Agung jelas lebih penting daripada penggunaan bahasa tertentu yang kadang dianggap sebagai 'bahasa surga'. Sebab Injil untuk semua bangsa yang menggunakan bahasa-yang berbeda-beda.


Selengkap kisahnya kita baca ayat dan penjelasannya dibawah ini:
http://www.sarapanpagi.org/nama-allah-strategi-pengabaran-injil-vt395.html#p827

Baca artikel terkait Allah..
http://mylibrary2012.blogspot.com/2015/03/nama-allah-sebelum-masa-muhammad.html
http://mylibrary2012.blogspot.com/2015/03/elohim-yahwe-allah-alaha-kristianitas.html 
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Nama Allah & Strategi Pengabaran Injil"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top