Saat diskusi dengan Akhuna @nf_rom, beliau melemparkan sebuah
pertanyaan menarik. Pertanyaannya adalah “mengapa dalam Al-Quran, kisah
yang terbanyak adalah kisah nabi musa?” Menarik, karena kami sama-sama
berpandangan bahwa setiap penulisan dalam Al-Quran itu memiliki maksud
dan tujuan yang khusus. Namun, pertanyaan itu kemudian saya kembangkan
menjadi, “kenapa sebagian besar sejarah dalam Al-Quran itu berkaitan
dengan Bani Israil?” Kita bisa lihat bahwa kisah Bani Israil itu lengkap
yakni terbentuknya yakni kisah Nabi Ya’qub as (Jacob dalam Kristen),
masa kejayaan pertama pada Nabi Yusuf (Yosep), masa paling hina pada
masa Nabi Musa (Moses), berjaya penuh pada masa Nabi Sulaiman (Salomon)
dan masa-masa lainnya seperti masa Nabi Daud (David).
Masa yang paling menarik bagi sejarah Bani Israil menurut saya adalah
masa Nabi Yusuf, Musa, dan Sulaiman. Kalau kita menyaksikan film-film
dan analisis tentang Illuminaty dan New World Order sampai dengan
Dajjal, semua menjadi terkait. Ah, jawaban dari pertanyaan mengapa kisah
Bani Israil dan lebih spesifik pada kisah Nabi Musa as banyak tercantum
dalam Al-Quran adalah karena kisah ini adalah kisah yang “sama” yang
dihadapi manusia pada akhir zaman.
Kita mulai dari zaman Nabi Yusuf as. Kisah ada dalam satu surat saja
dan urut dari ayat pertama sampai teraikhir. Kisah ini adalah kisah
terbaik yang pernah ada di bumi. Bani Israil telah menunjukkan wataknya
yakni kekuatan dan kekuasaan. Bahwa 10 Saudara Yusuf membenci Yusuf
karena mereka merasa anak-anak yang kuat satu sama lain, sedangkan Yusuf
adalah seorang yang lemah secara fisik (dalam hal kekuatan otot
jasad). Buktinya adalah bahwa Yusuf dijual murah sebagai budak sementara
ketika meminta jabatan, Yusuf adalah Hafidzun Alim. Jadi memang sejak
awal, bangsa Israil adalah bangsa yang kuat. Namun, ada kelemahannya
yakni mudah dengki hingga menyingkirkan Yusuf. Akhir kisah, Yusuf
memaafkan dan Bani Israil memiliki tempat yang tinggi di Mesir.
Beralih kepada kisah Nabi Musa as. Kisahnya adalah kisah paling
panjang dan terpencar-pencar dalam Al-Quran. Namun, kita tarik garis
besarnya dalam sejarah Nabi Musa. Israil berada dalam posisi yang sangat
hina, dijadikan Budak pada masa Fir’aun (Ramses II). Menariknya, bahwa
Fir’aun percaya dengan ramalan bahwa ada anak laki-laki yang akan
menggulingkannya. Ini poin penting yang harus kita pelajari
bersama-sama. Musa berhadapan dengan paling tidak 4 kekuatan besar pada
saat itu Yakni Fir’aun (Kekuasaan), Qorun (Kekayaan), Hamman
(Intelektual), dan Bani Israil sendiri (Internal).
Fir’aun adalah kaum Pagan, ia membuat Piramida untuk melihat tuhan
Musa. Disekelilingnya adalah para penyihir-penyihir. Kembali, Fir’aun
mempercayai ramalan yang akan datang. Fir’aun mengaku sebagai tuhan,
obsesiny sebagai tuhan. Menurut informasi, katanya mereka melakukan
incest (pernikahan sedarah). Dengan kata lain, ada keturunan Fir’aun.
Pertanyaan menarik, apakah seluruh pengikut Fir’aun mati di Laut Merah?
Saya kira tidak. Masih ada pengikut dan keturunannya di Mesir. Bukti
sejarahnya adalah Piramida dan catatan-catatan sejarahnya tidak pernah
terhapus bahkan tidak pernah sekali pun hilang atau ditemukan kembali.
Bahkan, film-film selalu mencari tahu apa yang ada dalam piramida
seperti film scorpion king. Berbeda dengan Borobudur yang pernah hilang
yang artinya kebudayaannya pernah ditinggalkan.
Lanjut kepada Nabi Sulaiman. Masa ini adalah masa Bani Israil
berkuasa penuh. Martabatnya luar biasa besar. Lahan kekuasaannya adalah
di Palestina, bukan di Mesir. Tidak banyak yang ingin saya jelaskan
mengenai Nabi Sulaiman kecuali inilah masa terbaik yang pernah dirasakan
oleh Bani Israil.
Mari kita pelajari masa kita hari ini. Kita berada pada masa seperti
Nabi Musa as dimana ummat Islam itu seperti budak, di bawah dan
dihinakan. Pun, kita menghadapi 4 kekuatan yang dihadapi juga oleh Nabi
Musa as yakni kekuatan Kekuasaan yang didalangi oleh Amerika Serikat,
Kekuatan Finansial yang dicetuskan oleh Negara yang sama beserta
sekutunya, Kekuatan Intelektual yang lagi-lagi ada Amerika dan sekutunya
dan factor kelemahan internal kita umat Islam.
Ah, ada yang menarik, dari semua kekuatan tadi, terselip sebuah
rahasia kekuatan tadi yakni kembalinya masa Fir’aun yang bermarkas di
Amerika Serikat. Ada kesamaan antara Amerika Serikat dan pengikutnya
yakni mereka sama-sama kaum pagan dan mempercayai adanya ramalan yang
akan datang. Buktinya adalah simbol pagan yang banyak beredar di dunia
seperti simbol piramida, dewa ra, baphomet, dan lain sebagainya. Oh iya,
Amerika ini bukanlah keturunan Bani Israil atau Israel. Kaum pagan
kemudian menumpang nama dengan Israil untuk maksud dan tujuan tertentu.
Oleh karena itu ada sebuah perkataan dari kalangan orang-orang Israel
yaitu “Kami Yahudi Israel tapi kami bukan Zionis.” Artinya Zionis dan
Israel adalah komunitas yang berbeda. Sementara Amerika Serikat adalah
pendukung utama Zionisme.
Tujuan utama mereka menumpangi sejarah Israel adalah untuk
kepentingan sebuah ramalan yang ummat Islam, Kristen, Yahudi, dan Pagan
ini sama-sama percaya yakni munculnya Al-Masih Ad-Dajjal. bedanya dengan
masa Fir’aun adalah bahwa masa Fir’aun kedatangan musuh yakni Musa as
sehingga ia persiapkan dengan baik dengan membunuh semua anak laki-laki,
sedangkan masa kini adalah sedang disiapkan Nabi bagi mereka yakni
Dajjal. Sama, mereka memiliki kepercayaan yang sama terhadap ramalan.
Sejarah Israil kemudian digunakan untuk mewujudkan ambisinya bahwa
masa kejayaan Israel ada di Palestina yang disana terdapat Tabut dan
juga merupakan kerajaan Nabi Sulaiman. Sehingga sangat wajar jika pada
penyambutan Dajjal menggunakan Salomon Tample atau Kuil Sulaiman yang
telah dijelaskan di muka bahwa Sulaiman adalah masa terbaik bagi Israel.
Selain itu, tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan yakni tanah
Kanaan.
Sihir-sihir dan tipu daya kaum pagan ini juga berkembang dari mulai
industry music, pornografi, sex bebas, alcohol, narkotika, dan
macam-macam tipu daya lainnya. Mereka menipu kita dengan kesenangan
neraka. Mirip dengan kedatangan Dajjal yang membawa roti neraka dan api
surga.
Dari bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kita sedang menghadapi
musuh yang sama dengan Musa as yakni bangsa penyihir dan penyembah benda
yang memiliki kekuatan kekuasaan, kekayaan, dan intelektual. Mungkin,
inilah hikmah dari pertanyaan “Mengapa Kisah Nabi Musa as paling banyak
terdapat dalam Al-Quran?”
Sumber artikel:
0 Komentar untuk "Mengapa Kisah Nabi Musa Paling Banyak Dalam Al-Quran"