Agama islam sangat
mengedepankan pendidikan Akhlak agar terciptanya seorang khalifah-khalifah yang
tidak akan merusak dimuka bumi Allah SWT, didalam Al-qur’an sangat jelas dan
terang agar manusia selalu memiliki akhlak mulia. Firman Allah Swt: “
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya;
kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka);
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, amal bagi mereka
pahala yang tiada putus-putusnya”.[1]
Dalam
buku Achlak Persi lama terbitan tahun 1960. Menjelaskan pengertian ilmu akhlak
ialah; “ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia Baik atau buruknja,
benar atau salahnja, hak atau batalnja”.[2]
Kemudian, menurut Al-Ghazali (Abu hamid
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Hujjatul Islam, lahir tahun 450
dan wafat tahun 505, memberikan definisi, yaitu “suatu ungkapan tentang keadaan
pada jiwa bagian dalam yang melahirkan macam-macam tindakan dengan mudah, tanpa
memerlukan pikiran pertimbangan terlebih dahulu.”[3]
Etika
secara terminologis berasal darikata yunani “ethos”, yang harfiah berarti
“adat kebiasaan”,”watak”, atau” kelakuan manusia”. Sebagai suatu istilah yang
cukup banyak dipakai dalam hidup sehari-hari, kata etika memiliki arti yang lebih
luas dari sekedar arti etimologis harfiah.[4]
Didalam
buku lain pun menerangkan tentang hal yang serupa bagaimana pengertian etika
berasal dari bahasa yunani kuno yaitu “ ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai
banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, ada;
akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha)
artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang
bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf yunani besar Aristoteles
(384-322 s.M.) sudah dipakai untuk menunjukkan moral.[5]
Untuk
memahami etika lebih terperinci sehingga dapat dibedakan antara etika dan
moral, maka perlu adanya rujukan tentang arti dari etika itu sendiri. Didalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang baru ( Departemen pendidik-an dan
kebudayaan, 1998), menjelaskan “etika” dengan membedakan dari tiga arti.
Pertama, Ilmu apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(Akhklak). Kedua, Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Ketiga,
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.[6]
Etika
sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang secara khusus mengkaji perilaku
manusia dari segi baik-buruknya atau benar-salahnya tindakan manusia sebagai
manusia. Modern ini telah cukup banyak berkembang tentang etika dan telah memiliki beberapa cabang atau
spesialisasi bidang kajian. Secara umum, dapat dibedakan dua cabang besar
etika, yakni etika Umum atau Etika Dasar dan Etika Khusus. Yang pertama adalah
Etika yang memiliki beberapa pengertian dasar dan mengkaji beberapa
permasalahan pokok dalam filsfat moral. Sedangkan yang kedua adalah Etika yang
membahas beberapa permasalahan moral dalam bidang-bidang khusus. Sebagai contoh
Etika khusus, misalnya: Eika Sosial (Politik, Kemasyralatan, Hukum), Etika
Bisnis, Etika Ilmu, dsb.[7]
Dalam
buku The Advance Leaner’s Dictionary of current English mengemukakan beberapa
pengertian moral yaitu; Pertama, prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar
dan salah, baik dan buruk. Kedua, kemampuan untuk memahami perbedaan antara
benar dan salah. Ketiga, ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.[8]
Pada
dasarnya pengertian “moral” dan “etika” sama. Namun yang membedakan pengertian antara
keduanya ialah; jika istilah “etika” digunakan untuk menyebut ilmu dan
prinsip-prinsip dasar penilaian baik-buruknya perilaku manusia sebagai manusia.
Sedangkan istilah “Moral” untuk menyebutkan aturan dan norma yang lebih konkret bagi penilaian
baik-buruknya perilaku manusia.[9]
Sehingga
dapat tarik sedikit kesimpulan jika dilihat dari rana peranan antara Akhlak, dan Etika, Akhlak dan Moral, ataupun sebaliknya memiliki peranan yang sama. Yaitu
menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik-buruknya. Dari ketiga istilah diatas sama-sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dan tentram,
seingga sejahtera bathiniah dan lahiriyah.[10]
10) Akhlaq juga
berada pada level spontanitas-spesifik, karena kebiasaan individual/ komunitas
yang dapat disebut dengan “Adab” , seperti adab encari ilmu, adab pergaulan keluarga dan lain-lain.[11]
http://incom-bbm.com/?id=infokeren
0 Komentar untuk "AKHLAK, ETIKA, dan MORAL"