My Library

selamat datang di perpustakaan ilmu dan info.

pasang
pasang
pasang

Pembagian jenis Kata ganti Pronomina dalam bahasa bugis

D.      Kata Ganti atau Pronomina
Jika ditinjau dari segi artinya, kata ganti atau pronominal ialah kata yang dipakai untuk mengacu ke suatu nomina. Nomina Ali dapat diacu dengan pronominal alena ‘ia’. Bentuk –na pada Ali mapeqdi ajena ‘Ali sakit kakinya’, mengacu ke kata Ali
Jika dilihat dari segi fungsinya, dapat dikatakan bahwa pronominal atau kata ganti menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina atau kata benda, seperti subjek, objek, dan dalam jenis kalimat tertentu juga predikat.
Ada tiga macam kata ganti dalam bahasa Bugis, yaitu (1) kata ganti persona, (2) kata ganti petunjuk, dan (3) kata ganti penanya.
(1)     Kata Ganti Persona
a)      Kata ganti persona pertama
1)      Persona pertama tunggal
Iyaq ‘saya’, misalnya:
                    Iyaq maruki ‘saya menulis’
Aleku ‘diri saya’, misalnya:
                    Aleku molli ‘diri saya memanggil’
u- ‘ku-‘, misalnya:
                    ualai paqbura ‘kuambil ia obat’
-aq ‘saya’, misalnya:
                    Alakkaq ‘berikan saya
-ku ‘ku-‘, misalnya:
                    Bolaku ‘rumahku
Bentuk u- adalah proklitik, sedangkan bentuk –aq dan –ku adalah bentuk enklitik. Bentuk enklitik –ku menyatakan milik atau kepunyaan.
2)      Persona pertama jamak
Idiq ‘kita’, misalnya:
                  Idiq malai ‘kita mengambilnya’
Ta- ‘kita’, misalnya:
                 Talao ‘kita pergi’
                 Talaona ‘kita pergilah’
                 Talao bawanna ‘kita pergi saja’
-ta ‘kita’, misalnya:
                 Bolata ‘;rumah kita’
                  Jamatta ‘pekerjaan kita’
                  Aleta ‘diri kita’
Bentuk ta- adalah proklitik yang bervariasi dengan bentuk idiq sebagai bentuk bebas. Bentuk –ta adalah enklitik yang menyatakan milik.
b)      Kata ganti persona kedua
1)      Persona kedua tunggal
Iko ‘engkau’, misalnya:
                   Iko lao ‘engkau pergi’
                   Laono iko ‘pergilah engkau’
                   Iko malai ‘engkau mengambilnya’
Idiq ‘engkau’ (hormat), misalnya:
                   Joppaniq idiq ‘berangkatlah Anda’
                   Idiqna ‘engkaulah’
                   Idiq lolongengngi ‘engkau menemukannya’
2)      Persona kedua jamak
Untuk kata ganti persona kedua jamak, juga digunakan kata iko atau idiq, tetapi hanya diiringi dengan kata maneng atau kata pada yang mendahuluinya, yang berarti ‘semua’, misalnya:
Iko maneng (pada iko) parellu maqguru ‘engkau semua perlu belajar’
Iko maneng (pada iko) jamai ‘engkau semua mengerjakannya’
Idiq maneng (pada idiq) massumpung lolo ‘kita semua berkeluarga’
c)      Kata ganti persona ketiga
Kata ganti persona ketiga sama halnya dengan kata ganti persona kedua, yaitu ada yang mengacu pada persona tunggal dan ada yng mengacu pada persona jamak.
1)      Persona ketiga tunggal
Ia (alena) ‘ia, dia’, misalnya:
                               Ia (alena) malai ‘ia mengambilnya’
                               Ia taroi ‘ia menyimpannya’
                               Ia memeng ‘ia memang’
-na ‘-nya’, misalnya:
                               Bolana ‘rumahnya’
                               Jamanna ‘pekerjaannya’
                               Carana ‘caranya’
Bentuk –na adalah enklitik yang menyatakan milik.                           
2)      Persona ketiga jamak
Untuk kata ganti persona ketiga jamak, juga digunakan kata alena, tetapi hanya diiringii ‘ dengan kata maneng atau kata pada yang mendahuluinya, yang berarti ‘semua’, misalnya:
Alena maneng (pada alena) malai ‘mereka semua mengambilnya’
Bentuk enklitik –na di samping menyatakan milik persona ketiga tunggal, juga digunakan untuk menyatakan milik persona ketiga jamak, misalnya:
Jamanna ‘pekerjaannnya’
(2)     Kata Ganti Petunjuk
Kata ganti petunjuk dalam bahasa Bugis ada tiga macam, yaitu (1) kata ganti petunjuk umum, (2) kata ganti petunjuk tempat, dan (3) kata ganti petunjuk ihwal.
a)    Kata ganti petunjuk umum
Kata ganti petunjuk umum ialah: iyae ‘ini’, iyatu ‘itu’, iyaro ‘sana’, dan anu ‘anu’.
Iyae: mengacu ke acuan yang dekat pada pembicaraan atau ke masa sekarang, misalnya:
Iyae bola e maloppo ‘ini rumah besar’
Iyae wettu e, wettu paqbosing ‘ini waktu, waktu penghujan’
Iyatu: mengacu ke acuan yang agak jauh dari pembicara atau yang dekat pada lawan bicara ataukah ke masa lampau, misalnya:
Iyatu muala ‘itu kauambil’
Iyatu wettu e, wettu serang ‘itu waktu, waktu kemarau’
Iyaro: mengacu ke acuan yang jauh, baik dari pembicara maupun dari lawan bicara, ataukah ke masa yang lampau, misalnya:
Iyaro bola e, bola loppo ‘Di sana rumah itu, rumah besar’
Iyaro wettu e, wettu engngalang ‘waktu itu, waktu menuai’
Anu (yanu): mengacu ke acuan  yang tidak dapat disebutkan karena lupa atau karena tidak mau disebutkan, misalnya:
Anu naelli iwenniq ‘Anu dibeli kemarin’
Yanu naewa sibawa ‘Si ani dilawan bersama’
Kata ganti anu mengacu pada benda, sedangkan yanu mengacu pada orang.
b)   Kata ganti petunjuk tempat
Kata ganti penunjuk tempat dalam bahasa Bugis ialah: kuae ‘sini’, kuatu ‘situ’, dan kuaro ‘sana’. Perbedaan diantara ketiganya berdasar pada tempat pembicara. Yang dekat digunakan kuae ‘sini’, yang agak jauh digunakan kuatu ‘situ’, yang jauh digunakan kuaro ‘sana’. Karena kata-kata ini menunjuk tempat atau lokasi, kata ganti itu sering digunakan dengan preposisi pengacuan arah: ploe ‘dari’, lao ‘pergi’, ri ‘di’.
Misalnya:
Kuae mutaro ‘di sini kausimpan’
Pole kuae ‘dari sini’
Kuatu muolli ‘disitu kaupanggil’
Lao kuatu ‘pergi ke situ’
Kuaru mutaneng ‘di sana kautanam’
Pole kuaro ‘dari sana
c)    Kata ganti petunjuk ihwal
Kata ganti penunjuk ihwal (perihal) dalam bahasa Bugis ialah: makkuae ‘begini’, dan makkuatu ‘begitu’, juga makkuaro ‘demikian’, misalnya:
Makkuae sabaqna ‘begini sebabnya’
Makkuatu accappurenna ‘begitu akhirnya’
Makkuaro pada napoji e ‘begitu semua disukai’
Selain ketiga kata penunjuk tersebut di atas, walaupun tidak dapat disebut kata ganti ada juga kata yang digunakan untuk menegaskan hubungan bagian sebelumnya dengan bagian yang berikutnya, yaitu kata kuaena ‘yakni’, misalnya:
Maega bua-bua ibaluq ri pasa e, kuaena: panasa, pao, sibawa mannike
‘banyak buah-buahan dijual di pasar itu, yakni: nangka, mangga, dan semangka.
Maega manuq-manuq ri aleq e, kuaena: bekku, dangnga, sibawa dongi.
Banyak burung-burung di hutan, yakni: tekukur, nuri, dan pipit.
  
(3)     Kata Ganti Penanya
Kata ganti penanya adalah kata ganti yang dipakai sebagai alat penanya untuk mengetahui sesuatu. Dari segi maknanya, yang ditanyakan dapat berupa (1) orang, (2) barang, atau (3) pilihan. Kata ganti penanya yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Niga ‘siapa’: dipakai untuk menanyakan orang atau nama orang, misalnya:
Niga yaro? ‘siapa itu?’
Aga ‘apa’: dipakai untuk menanyakanbarang, misalnya:
Aga muelli? ‘apa kaubeli?’
Aga nasappa? ‘apa dia cari?’
Kega ‘mana’: diapaki untuk menanyakan pilihan, misalnya:
Kega mupoji? ‘mana kausukai?’
Disamping ketiga kata ganti tersebut di atas, ada kata penanya yang lain, meskipun bukan kata ganti, yaitu: (1) magi ‘mengapa’, (2) uppanna ‘kapan’, (3) kegi ‘di mana’, (4) pekkogi ‘bagaimana’, (5) siaga ‘berapa’, misalnya:
Magi mumacai? ‘kanapa kaumarah?’
Uppanna mulao sompeq ‘kapan kaupergi berlayar?’
Kegi mutaro boqmu? ‘di mana kausimpan bukumu?’
Siaga ellina? ‘berapa harganya?’
Sumber artikel:
http://hardianams.blogspot.com/2013/03/pembagian-jenis-kata.html
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Pembagian jenis Kata ganti Pronomina dalam bahasa bugis"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top